Berita
Ingin Jadi Tuan di Negeri Sendiri, Orang Papua Harus Sekolah
Bupati Merauke Drs Romanus Mbaraka, MT, dengan tegas mengatakan pada Symposium Pendidikan di Merauke bahwa orang Papua pada umumnya dan khususnya anak-anak Marind bisa menjadi tuan di negerinya apabila pendidikannya bagus. Tanpa pendidikan yang bagus, cita-cita menjadi tuan di negeri sendiri itu tidak akan pernah terwujud dan hanya sebuah angan-angan semata.
Hal itu disampaikan Bupati Romanus Mbaraka, MT, ketika membuka Symposium Pendidikan di Kabupaten Merauke yang berlangsung sehari di Universitas Negeri Musamus (Unmus) Merauke, kemarin. Dikatakan Bupati Romanus, dirinya memilih pendidikan sebagai leading sector pembangunan 5 tahun kedepan karena berkaca pada diri sendiri yang adalah seorang anak Kampung dari Kimaam dengan orang tua seorang petani, namun bisa sampai ke ITB dan menjadi Bupati sekarang ini. Itu terjadi hanya karena melalui sekolah atau pendidikan.
Fakta sesunguhnya, jelas Bupati Romanus Mbaraka, dari sekitar 5.000 lebih PNS dilingkup Pemkab Merauke saat ini, orang Marind yang menjadi PNS baru sekitar 500-an orang. Bupati Romanus menyadari dengan kebijakan yang dilakukan saat ini, pasti banyak orang yang menilai dirinya tidak baik. "Pasti banyak bilang Romanus dan Sunarjo tidak baik. Karena tahun ini saya ingin putar cara berpikir orang Merauke bagaimana untuk bisa mandiri dan sekolah. Kalau saya ingin mencari popularitas, saya buka keran bantuan sosial sebanyak-banyaknya. Tapi saya tidak mau lakukan seperti itu. Saya ingin masyarakat harus mandiri dan sekolah," tandasnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Jago Bukit mengungkapkan, symposium yang digelar tersebut bertujuan untuk memberikan masukan-masukan konstruktif dan rekomendasi bagi pembangunan penyelenggaraan pendidikan di Kabupaten Merauke guna mendukung implementasi kebijakan pembangunan yang telah ditetapkan oleh Pemkab Merauke.
Disamping itu, untuk menjaring inovasi-inovasi baru atau system pendidikan ala Papua yang sesuai dengan karakter dan budaya Papua yang dinilai lebih cocok dari pada system pendidikan yang sedang berlaku.
Symposium itu sendiri dihadiri Kepala P dan P Provinsi Papua, Drs James Modouw, Pakar Pendidikan Papua, Yan Tethool dengan total peserta 200 orang dari kalangan pendidikan, birokrat dan pemerhati pendidikan.
(Sumber: cenderawasihpos/ulo/nan)
(Sumber: cenderawasihpos/ulo/nan)
