Alasan Rupiah Tembus Rp12.000/USD
Salah satu cara untuk memperbaiki neraca transaksi berjalan (Current Account Devisit) Indonesia adalah memberikan insentif repatriasi keuntungan atau pembagian dividen sejumlah perusahaan asing yang menanamkan modalnya di Indonesia kepada pemegang saham di luar negeri. Pasalnya dapat mengakibatkan larinya modal keluar (capital outflow).
Hal tersebut disampikan oleh Managing Director Pasar Global HSBC Ali Setiawan usai acra HSBC Economy Outlook 2014 di Pasifik Palace, Jakarta, Rabu (4/12/2013).
Dia menilai salah satu yang menyebabkan pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) adalah banyaknya dolar yang dibutuhkan perusahaan asing yang ada di Indonesia untuk membayarkan dividen kepada negara asalnya.
"Kenapa dolar sampai Rp12.000, karena banyak dolar yang dibutuhkan perusahaan untuk repatriasi itu sehingga otomatis saat kebutuhan ada likuiditas rendah maka ada efeknya," ujar Ali.
Meski neraca transaksi berjalan sudah terlihat akan mengalami perbaikan yang ditandai dengan surplus nercara perdagangan sebesar USD42 juta pada bulan November 2013, Ali mengatakan masih banyak hal yang harus dipersiapkan pemerintah untuk menjaga transaksi berjalan lebih sustainabel.
Dia mengatakan, kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah dan BI patut diacungi jempol namun tampaknya efeknya belum terlalu besar. Oleh karena itu, Ali mengatakan pihaknya sangat menunggu rencana pemerintah untuk memberikan insentif bagi repatriasi agar pasokan dolar dalam negeri tetap sehingga nilai tukar Rupiah juga kembali stabil.
Dalam kesempatan yang sama, HSBC Economist Asean Su Sian Lim mengatakan selain memberikan insentif repatriasi bagi perusahaan asing, pemerintah juga harus terus meningkatkan pelaksanaan mandatory Biofuel untuk menghemat penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) sehingga akhirnya akan mengurangi impor Migas.
"Kedua yang harus dilakukan mengingatkan pelaksanaan mandatori biofuel," Ujar dia.
Dia mengatakan dengan menekan pemakai BBM dalam negeri maka dapat mengurangi ketergantungan pada impor Migas sehingga memberi dampak baik pada neraca transaksi yang defisitnya telah mencapai delapan Kuartal.
"Jadi kami ingatkan masih banyak yang harus dilakukan untuk menangani Defisit transaksi berjalan ini," tandasnya
SUMBER : okezone.com