
Cara Mengambil Albumin di Ikan Gabus
Ikan Gabus atau di Kalimantan disebut ikan haruan, mempunyai kadar albumin yang cukup banyak. Sekarang menjadi incaran bagi yang membutuhkan albumin karena serum albumin dipasaran 1,2 Juta per ml. Harga yang sangat mahal untuk mendapakan kesehatan. Kekurangan albumin dapat dikarenakan penyakit hati kronis, gangguan fungsi ginjal, dan luka pascaoperasi.
Tubuh membutuhkan albumin untuk membentuk jaringan baru. Mereka yang kekurangan albumin disebut mengalami hipoalbumin. “Kekurangan albumin diatasi dengan memberikan asupan albumin dari luar tubuh.” kata Joko. Dokter lazim menggunakan Human Serum Albumin (HSA) bagi penderita hipoalbumin.
Jangan goreng
Tingginya harga albumin merisaukan Agus. Sebab ia tidak hanya membutuhkan 100—200 ml. Pria yang kini menjadi Ketua Sub Unit Laboratorium Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Malang, Provinsi Jawa Timur, itu lalu bergerak mencari sumber albumin murah dan bahannya melimpah. Dari penelusuran ke para ahli, Agus mendapati ikan gabus pilihannya. Ikan gabus mengandung tinggi protein, sebanyak 25%. Bandingkan dengan bandeng: 20—22%. Salah satu bentuk protein itu berupa albumin.
Riset yang Agus lakukan hingga merampungkan tesis di Institut Pertanian Bogor menunjukkan manfaat albumin sebagai hepatoprotektor. Sejatinya sejak lama masyarakat Indonesia memanfaatkan gabus. Masyarakat Sulawesi Selatan dan Papua mengolah gabus atau ikan haruan menjadi sup asam pedas. Di Banjarmasin kerupuk gabus sangat terkenal. Penduduk di Pulau Jawa memasak Channa striata dengan cara digoreng. Namun, jika ingin merasakan khasiat albumin menggoreng gabus bukan pilihan tepat.
“Proses menggoreng berlangsung pada suhu tinggi hingga lebih dari 100ºC. Kondisi itu merusak sebagian besar protein yang terkandung dalam gabus termasuk albumin,” tutur Florentinus Nurtitus SSit, ahli gizi di rumahsakit St. Elisabeth Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Albumin protein terbanyak di dalam plasma darah yang mencapai 60%. Menurut Agus suhu tinggi menyebabkan protein plasma menggumpal sehingga albumin rusak.
Florentinus menyarankan untuk mengolah gabus dengan cara mengukus untuk mendapatkan albumin. “Gunakan gabus segar. Hindari menggunakan ikan yang sudah kaku (rigor) atau tidak segar lagi karena proses rigor menurunkan kandungan protein plasma,” kata Florentinus. Akibatnya protein berubah sifat dari larut dalam air menjadi tidak larut air. Pengalaman Florentinus menunjukkan 20 kg gabus segar menghasilkan 3.000 cc albumin. Untuk pengobatan ia menyarankan mengonsumsi 100—150 cc albumin. Sebagai pembanding susu cair kotak ukuran kecil bervolume 125 cc. Filtrat gabus itu dikonsumsi 2—3 kali dalam sehari. Sementara untuk menjaga kesehatan konsumsi albumin cukup 50—100 cc.
Albumin dari gabus sangat amis. Untuk menyiasatinya olah dengan beberapa rempah seperti dilakukan Florentinus. “Pilih rempah yang tidak berefek negatif di perut,” ujar salah satu produsen albumin itu. Agus menghilangkan bau anyir pada albumin gabus dengan cara menambahkan jahe dan serai dalam proses pengukusan gabus.
Bima Wicaksono, produsen di Jember, mengolah ikan anggota famili Channidae itu dengan memadukan 50% gabus segar yang dipotong kecil, 40% madu, dan 10% polifenol dari asap cair. Mula-mula Bima memotong gabus lalu menambahkan madu dan mendiamkan selama 2 minggu. Selanjutnya ia memblender bahan itu lalu mengemasnya. Bima menambahkan madu agar olahan itu lebih berkhasiat. Olahlah gabus dengan tepat, maka khasiat pun didapat.
Sumber : http://www.pojokalam.com/herbal/cara-mengambil-albumin-di-ikan-gabus/