Daun Avokad untuk Ginjal Anda
Vonis dari seorang dokter dari rumah sakit di Bandung, Jawa Barat untuk operasi dan tembak laser menjadikan Jseph Praba terngiang-ngiang atas pilihan tersebut. Sakit yang dideritanya membuat kram pada bagian perut dan sakitnya tidak tertahankan.
Biang kerok rasa sakit itu tersibak setelah Joseph nyaris pingsan lantaran tak kuasa menahan sakit pinggang. “Saya hampir tidak sadarkan diri,” ujar ayah 5 anak itu. Saat keluarga membawanya ke rumahsakit dan menjalani pemeriksaan ultrasonografi (USG) terungkap ureter di ginjal kanan Joseph terdapat batu berdiameter 1 cm. Ahli medis yang menangani Joseph Praba geleng-geleng kepala melihat hasil USG itu mengingat Joseph bisa bertahan dari sakit pinggang sampai 3 tahun.
Batu hilang
Saat itu dokter menyarankan pria 59 tahun berpantang makanan seperti kacang, kangkung, bayam, dan daging berlemak untuk mencegah batu ginjalnya membesar. “Saya hanya diberi obat penghilang nyeri dan disarankan untuk mencoba memakai herbal,” kata Joseph yang menduga penyakitnya muncul dari kebiasaan menahan buang air kecil itu. Saat itu Joseph belum tahu herbal apa yang mesti dikonsumsi.
Titik terang muncul saat Joseph berkenalan dengan seorang perempuan di sebuah kendaraan umum. “Saat itu saya kesakitan di pinggang dan ibu itu menanyakan sebabnya,” ujar Joseph. Ibu itu juga yang menyarankannya mengonsumsi air rebusan daun avokad. Penderita batu ginjal itu akhirnya merebus 7—8 daun avokad dalam 3 gelas air hingga mendidih dan tersisa 2 gelas setiap hari. Air rebusan itu diminum 2 kali, pagi dan sore hari.
Setelah rutin mengonsumsi selama 2 pekan Joseph merasakan perubahan pada urinenya. Setiap kali berkemih timbul rasa perih. “Ada butiran-butiran halus keluar seperti bedak dan rasa sakit di pinggang mulai berkurang,” katanya. Hasil pemeriksaan USG yang kemudian dilakukan memperlihatkan batu ginjal Joseph sudah tidak ada. “Dokter bilang rasa perih itu karena batu ginjal luruh dan keluar melalui air seni,” ujar alumnus Institut Seni Indonesia yang terhindar dari operasi itu.
Defi Permana di Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan, Provinsi Banten, juga terbebas dari operasi batu ginjal pada 2011. Itu setelah ia mengonsumsi air rebusan daun avokad. “Saya menolak operasi karena pernah ada saudara yang menjalani operasi batu ginjal malah sering kelihatan kesakitan,” ujar pria 33 tahun itu. Batu di ginjal Defi lebih kecil ukurannya, kurang dari 0,5 cm. Meskipun kecil, batu ginjal itu membuat Defi serbasalah saat hendak tidur. “Perut kanan sakit seperti ditusuk-tusuk, tidur miring atau telentang sama-sama sakit,” katanya.
Atas saran kerabat, Defi berobat kepada seorang herbalis di Tangerang, Provinsi Banten. Defi diminta meminum air rebusan daun avokad. Dosis dan frekuensi konsumsinya sama seperti Joseph. Dalam waktu lebih singkat, 4 hari, Defi mulai merasakan perubahan. “Ada serpihan-serpihan kecil saat buang air kecil,” katanya. Defi semakin girang bukan main setelah hasil pemeriksaan USG yang dilakukannya menunjukkan ginjal kanannya bersih dari batu ginjal. “Saat di foto rontgen hanya terlihat sedikit bekas benjolan yang sudah tidak ada batunya,” kata sarjana arsitektur dari Institut Teknologi Indonesia di Serpong, Tangerang Selatan, Provinsi Banten itu.
Hambat batu ginjal
Daun avokad Persea americana terbukti tokcer mengatasi batu ginjal. Bukti empiris itu sejalan dengan hasil penelitian Anggara Hernas Saputra pada 2009. Periset dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Institut Pertanian Bogor itu membuktikan daun avokad memiliki sifat antilithiasis atau menghambat pembentukan batu ginjal yang merupakan kristal kalsium oksalat. Dalam riset itu tikus yang mendapat 3 ml/200 g bobot badan (BB) ekstrak etanol daun avokad yang diasupkan melalui air minum memiliki kadar kalsium sebesar 0,060. Nilai itu lebih rendah 0,079 daripada tikus tanpa perlakuan dengan kadar kalsium 0,139.
Riset lain oleh Roby Oktaberan pada 2012 semakin mempertegas khasiat tanaman anggota famili Lauraceae itu sebagai peluruh batu ginjal. Periset dari Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran itu membuktikan ekstrak daun avokad mampu menurunkan kadar kalsium dalam urine tikus. Namun, senyawa yang berperan sehingga kadar kalsium urine itu menurun belum tersibak. Hasil penelitian Sri Maryati dari Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung pada 2007 menyebutkan daun avokad memiliki sederet senyawa seperti tanin, flavanoid, kuinon, saponin, dan steroid.
Menurut Prof Dr dr Rully Roesli SpPD-KGH di Bandung, Jawa Barat, batu ginjal umumnya diderita oleh pria dan tidak menimbulkan kematian. “Tingkat keparahannya bergantung kepada posisi batu itu bukan ukurannya,” ujar ahli ginjal dan hipertensi dari Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Padjadjaran itu. Artinya bila posisi batu tidak menyumbat ureter meski berukuran besar sampai 1—2 cm tidak menimbulkan masalah. Ureter merupakan saluran yang mengalirkan air kemih dari pelvis renalis (bagian ginjal tempat berkumpulnya air kemih, red) ke dalam kandung kemih.
Masalah muncul saat posisi batu menyumbat ureter bahkan pelvis renalis. Penyumbatan itu menyebabkan nyeri punggung dan kolik renalis atau nyeri hebat di antara tulang punggung dan tulang pinggang yang menjalar ke perut, kemaluan hingga paha dalam. “Hal itu disebabkan karena ureter berkontraksi sebagai respon terhadap kehadiran batu,” ujar Rully. Guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran itu menjelaskan kontraksi menyebabkan rasa nyeri dan kram yang hebat di perut sebagaimana pengalaman Joseph Praba.
Batu ginjal yang menyumbat itu bila dibiarkan dapat merusak kerja ginjal atau gagal ginjal. Padahal ginjal sepanjang 12,5 cm dengan tebal 2,5 cm itu memiliki 1-juta—4-juta nefron yang berperan menyaring 170 liter darah dalam 24 jam. “Ginjal juga penting menyaring limbah metabolik, kelebihan garam dan air dari darah, serta mengatur tekanan darah di tubuh,” ujar dr Ahmad Bi Utomo SpU. Ahli spesialis bedah urologi di RSI Kustati, Surakarta, Jawa Tengah, itu lebih jauh menuturkan kelebihan garam dalam aliran darah akibat menumpuknya zat tertentu yang memicu terjadinya batu ginjal. “Garam berlebihan itu menjadi kristal,” ujarnya.
Beragam khasiat Daun Avokad
Daun avokad berkhasiat seperti keji beling, meniran, dan kumis kucing yang lebih dahulu populer mengatasi batu ginjal. Namun, khasiat tanaman kerabat kayu manis itu bukan hanya mujarab mengatasi batu ginjal. Faktanya tanaman asal Meksiko itu bisa membantu penyembuhan beragam penyakit. Ahmad Syamsu—bukan nama sebenarnya—misalnya, sejak Februari 2010 sering pusing-pusing dan vertigo. Tiga bulan berselang karyawan swasta di sebuah perusahaan ekspedisi di Surabaya, Jawa Timur, itu mengecek kesehatannya di sebuah klinik kesehatan. Pria 44 tahun itu terkejut saat mengetahui tekanan darahnya mencapai 170/90 mmHg. Ahmad menduga tekanan darah tinggi itu akibat stres karena pekerjaannya semakin menumpuk sejak ayah 2 anak itu pindah bagian.
Obat dokter yang dikonsumsi tidak banyak berpengaruh menurunkan tekanan darah Ahmad. Seorang kawan menyarankannya untuk menemui Zain Ahmad, herbalis di Sidoarjo, Jawa Timur. Ketika itu Zain Ahmad meresepkan antara lain daun avokad dan daun pegagan Centela asiatica—semuanya dalam bentuk serbuk 9 gram. Ahmad merebus dalam tiga gelas hingga mendidih dan tersisa segelas. Hasil rebusan itulah yang ia minum rutin dua kali sehari. Setelah tiga bulan konsumsi Ahmad memeriksakan kondisi kesehatannya. “Dokter menyebutkan tekanan darah saya sudah normal 130/90 mmHg,” kata Ahmad sumringah.
Menurut Wahyu Suprapto, herbalis di Malang, Jawa Timur, daun advokad memang memiliki efek sebagai penurun tekanan darah, peluruh urine bagi penderita batu ginjal, dan kolesterol. “Saya memang belum pernah meresepkan, tapi menyarankan,” ujar Wahyu. Khasiat sama disampaikan oleh Lina Mardiana, herbalis di Yogyakarta, Lukas Tersono Adi, herbalis di Tangerang, Provinsi Banten, dan Valentina Indrajati, herbalis di Bogor, Jawa Barat. “Konsumsi air rebusan daun avokad cocok bagi penderita kolesterol,” ujar Lina.
Hasil penelitian khasiat daun avokad untuk hipertensi dan kolesterol sudah disibak oleh Dra Azizahwati MS. Apt dari Universitas Indonesia pada 2010. Riset tersebut membuktikan senyawa flavonoid pada daun advokad yang berperan untuk mengatasi hipertensi dan kolesterol. “Penelitian lanjutan masih diperlukan untuk uji khasiatnya kepada manusia karena sampai saat ini belum ada efek samping yang diketahui,” ujar dosen di Fakultas Farmasi Universitas Indonesia itu.
Menurut Azizahwati sejauh ini dosis aman pada manusia untuk mengatasi hipertensi dan kolesterol adalah 10 mg/kg bobot badan ekstrak daun avokad memakai pelarut etanol 70%. “Yang dipakai daun ke-7 sampai ke-10 dari pucuk,” ujar alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu.
Meluas
Pemanfaatan daun avokad untuk herbal kini terbukti kian meluas di berbagai daerah. Gede Ngurah Wididana, direktur PT Pak Oles Tokcer di Bali sejak Januari 2012 memproduksi teh herbal daun avokad. Komposisinya terdiri atas daun avokad sebanyak 75% dan 25% daun teh Camelia sinensis. “Respon dari pembeli cukup bagus,” ujar Gede yang menjelaskan teh avokad bermanfaat sebagai antioksidan dan menyehatkan tubuh.
Yuyun Malihah di Bandung, Jawa Barat, sejak 2010 memasarkan daun avokad kering. “Permintaan datang dari Jakarta dan Surabaya serta dari luar negeri seperti Singapura dan Malaysia,” kata alumnus jurusan Informatika sebuah perguruan tinggi swasta di Bandung itu. Yuyun menjual cacahan daun avokad kering dalam kemasan plastik berisi 15 g seharga Rp5.000. “Daun avokad yang dipakai tidak boleh terlalu muda atau tua dengan warna hijau segar,” katanya. Proses pengeringan yang dilakukan Yuyun cukup sederhana: menjemur daun selama 5—7 hari.
Menurut Ir Karjono, produsen kapsul daun avokad di Cimanggis, Kotamadya Depok, Jawa Barat, beberapa konsumen yang datang membeli kepadanya adalah penderita batu ginjal. “Sejauh ini hasilnya cukup memuaskan,” ujar alumnus Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran itu. Itu bukti bahwa daun avokad memang tanaman yang baik bagi ginjal.
http://www.pojokalam.com/herbal/daun-avokad-untuk-ginjal-anda/