Berita
Di Jagebob, Pelajar Dari 3 Kampung Harus Tempuh 10 Km Perhari

Cukup memprihatinkan masalah pendidikan di kawasan Jagebob atas, Distrik Jagebob Kabupaten Merauke. Para pelajar SMP dari kampung Melin Megikar, Obaat Trow dan Jemunain Jaya, harus menempuh jalan 10 kilometer per hari untuk dapat mengenyam pendidikan di SMP Kampung Nalkin.
Kampung Melin Megikar, Obaat Trow, Jemunain Jaya dan Nalkin biasa disebut dengn Jagebob 13, 12, 11 dan 10 atau lebih dikenal sebagai kawasan Jagebob atas. Kondisi sarana transportasi jalan di kawasan Jagebob atas ini sangat memprihatinkan, sehingga dampaknya juga berpengaruh terhadap pendidikan.
“Anak SMP dari Jagebob 11, 12 dan 13 itu sekolah di Jagebob 10. Kurang lebih 10 km mereka harus tempuh jarak itu dengan kondisi jalan yang masih sangat parah,” beber Wakil Bupati Merauke, Sunarjo, S.Sos., melalui media ini, Sabtu (31/1/15).
Di kawasan atas, tidak ada transportasi bus Damri. Memang ada kendaraan roda dua, yakni sepeda motor dan sepeda, tetapi itu pun hanya beberapa warga yang mampu. Sehingga bagi yang tidak punya kendaraan terpaksa harus menempuh jalan kaki sejauh 10 kilometer per hari.
Apabila musim hujan seperti saat ini, jalan yang belum beraspal itu tidak dapat dilalui karena sudah semakin rusak. Sehingga otomatis juga kegiatan belajar mengajar siswa/i dari ketiga kampung di atas itu terganggu. Mereka tidak dapat mengikuti aktivitas sekolah.
“Ketika curah hujan besar saja, itu kali Obaat Traw naik sampai di jalan. Bisa setinggi dada orang dewasa. Kalau itu sudah terjadi, maka pendidikan stagnan. Terutama pelajar dari 3 kampung itu,” ungkapnya.
Aku Sunarjo, masalah pendidikan itu diketahui setelah pihaknya baru-baru ini melaksanakan kegiatan turun kampung di kawasan Jagebob atas. Menurut dia, kondisi jalan di sana sangat parah, hanya jalan tanah.
“Jalan aspal itu hanya sampai di Nalkin saja, ke atas selebihnya jalan tanah dan ruas jalannya terpotong-potong karena rusak. Apalagi musim hujan begini. Ini harus menjadi perhatian pemerintah melalui APBD,” tegas dia.
Tambahnya, Distrik Jagebob merupakan kawasan strategis, karena itu bukan hanya tanggungjawab sepenuhnya oleh Pemkab Merauke. “Di Jagebob ada kompilasi anggaran dari Pemkab dan Provinsi, untuk itu ketika salah satunya tidak sharing, maka pembangunan akan terhambat. Oleh karena itu kita harus sinergis dan sama-sama,”
http://bintangpapua.com/index.php/lain-lain/papua/papua-selatan/item/19784-di-jagebob-pelajar-dari-3-kampung-harus-tempuh-10-km-perhari
