12 Anak Asli Merauke Ikut Sekolah Penerbang
Berbagai terobosan dilakukan Pemerintah Kabupaten Merauke dalam rangka meningkatkan SDM di Merauke. Setelah mengirim 50 anak ke Surya Institute dan sejumlah lembaga pendidikan lainnya, Pemkab Merauke kembali mengirim 12 anak asli Merauke ke Sekolah Penerbang Indonesia (SPI) di Bandung.
"12 anak yang akan kita berangkatkan ini merupakan hasil seleksi Tim bersama Sekolah Penerbangan Indonesia dari 52 anak," kata Bupati Merauke Drs Romanus Mbaraka, MT, saat melepas keberangkatan anak-anak tersebut, di Gedung Negara, Kamis (22/9).
Menurut Bupati, seluruh pembiayaan selama mengikuti pendidikan di Sekolah Penerbangan Indonesia itu akan dibiayai pemerintah yang bersumber dari dana Otsus. Bahkan, jika ada anak yang berprestasi, akan dikirim langsung ke Australia untuk mengikuti Pendidikan Pilot Boeing maupun tehnisi yang seluruhnya dibiayai Pemkab Merauke.
Kepada anak-anak yang diberangkatkan tersebut, Bupati Romanus mengingatkan untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan emas tersebut tapi sebaliknya kesempatan tersebut harus digunakan dengan baik. "Satu nasehat saya, bahwa saya ini anak kampung seperti kalian. Bahwa Tuhan itu sangat besar dan Tuhan tidak pernah memilih orang yang lahir dari keluarga yang kaya atau bermandikan emas untuk menjadi manusia atau mendapatkan jabatan atau bisa masuk ke sekolah penerbangan. Tapi ternyata Tuhan datang untuk seluruh umat manusia, masuk ke kepada semua orang sekalipun orang yang sangat miskin dan tidak punya apa-apa serta tinggal daerah terpencil dan terisolasi. Ternyata kamu 12 orang ini diutus Tuhan," kata Bupati Romanus Mbaraka mengingatkan.
Menurut Bupati, jika sekolah dengan baik, 18 bulan kemudian sudah bisa selesai pendidikan. Selain itu, harus tetap menjaga nama baik Pemerintah daerah maupun orang tua. "Jangan bikin malu kita," jelasnya. Bupati Romanus menambahkan, pemberangkatan 12 anak-anak asli Marind ke SPI tersebut merupakan sebuah sejarah baru. Karena selama ini, belum pernah ada anak asli Merauke yang menjadi pilot, tehnisi maupun pengelola bandara. "Kalau sekarang kita berteriak untuk menjadi tuan di negeri sendiri itu akan menjadi angin lalu, karena kita tidak memiliki ijazah dan keterampilan di bidang ini. Tapi, kalau itu sudah kita miliki, pasti orang akan perhatikan," tambahnya.