Berita
Bulog Merauke Gudangkan 4.500 Ton Panen Petani
Merauke, InfoPublik - Bulog Merauke telah menggudangkan 4.500 ton beras hasil panen petani pada musim panen rendengan 2015/2015 meskipun harga beras di tingkat petani masih tinggi dibandingkan harga pembelian Bulog.
Kepala Bulog Devri Sub Merauke Zulkarnaen Nurdin, ditemui di ruang kerjanya, Rabu (27/5) mengungkapkan, pihaknya telah berhasil menggudangkan 4.500 ton beras petani hasil panen rendengan tahun ini tersebut.
‘’Sampai hari ini yang sudah berhasil kita serap sebanyak 4.500 ton,’’ kata Zulkarnaen Nurdin.
Dengan pengadaan ini, lanjut dia, maka posisi stok di Gudang Bulog Merauke lebih dari 9.000 ton. Artinya, aman untuk kebutuhan 4,5 bulan kedepan.
Zulkarnaen Nurdin menjelaskan, untuk penyerapan sama sekali tidak ada masalah. Bahkan pihaknya berusaha menyerap sebanyak-banyaknya dari petani. Apalagi, produksi dan mutu panen tahun ini sangat bagus karena didukung dengan cuaca yang sangat bagus. Selain cuaca yang bagus di saat musim panen itu, juga karena panenan petani sudah menggunakan mekanisasi.
‘’Dengan mekanisasi itu, padi tidak rusak karena padi yang dipanen dengan mesin langsung masuk ke karung. Jadi tidak berhari-hari di sawah seperti yang terjadi selama ini,’’ katanya.
Dikatakan, informasi yang diberikan oleh petani yang bermitra dengan Bulog, jika 30.000 ton yang menjadi target bulog optimis bisa tercapai sampai musim gadu atau tanam dua kali nanti.
Meski begitu, jelas Zulkarnaen, pihaknya tidak berpatokan pada target tersebut tapi akan membeli sebanyaknya-banyaknya jika beras yang tersedia di petani masih ada. ‘’Sebesar apapun, kami tetap berusaha untuk serap. Kami berusaha untuk menyerap semua,’’ terangnya.
Menyangut harga pembelian beras dari petani Zulkarnaen menjelaskan jika pihaknya tetap membeli sesuai yang telah ditetapkan oleh Pemerintah yakni Rp 7.300/kg di gudang Bulog.
Sementara harga yang disampaikan oleh salah satu petani ke Presiden saat panen raya di Merauke, menurut Zulkarnaen jika harga yang disampikan petani ke Presiden tersebut keliru. Sebab petani yang menyampaikan itu, jelas dia, adalah petani yang baru belajar bertani.
‘’Informasi dari petani itu adalah petani yang baru belajar bertani. Dia juga belum pernah mengalami panen sesungguhnya dan belum pernah menjual hasil panennya ke penggilingan,’’ jelasnya.
Penggilingan tambah dia adalah pengumpul yang menjual beras ke Bulog dan menjadi mitra Bulog selama ini. (02/mcmerauke/Kus)

0 komentar
belum ada komentar