Berita
Agustus 2015, Pembukaan Lahan Persawahan 1,2 Juta Hektar Di Merauke
Merauke, InfoPublik - Pembukaan lahan persawahan 1,2 juta hektar di Merauke akan dimulai bulan Agustus 2015 mendatang. ‘’Sesuai rencana kerja yang ada, bulan Agustus semua sudah efektif terlaksana. Sedangkan dua bulan ini akan digunakan untuk planning,’’ kata Bupati Merauke Drs Romanus Mbaraka, MT kepada wartawan di Merauke, Sabtu (23/5).
Bupati Romanus sendiri selama kurang lebih satu minggu berada di Jakarta dalam rangka pembahasan tindaklanjut pembukaan lahan seluas 1,2 juta hektar lahan persawahan di Merauke bersama Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman.
Presiden memberika tugas kepadanya untuk finalisasi bersama dengan Menteri Pertanian. Berulang kali kita duduk dengan tim yang ada untuk finalisasi. Tindak lanjut segera akan dilakukan dengan biaya kurang lebih Rp 7 triliun untuk tahun ini. yang kita finalisasi mulai dari persiapan lahannya sampai dengan pendampingan kepada masyarakat pemilik hak ulayat. Di samping pembangunan irigasi sampai pada produksi,’ katanya.
Menurutnya, semua prencanaan tersebut telah disusun bersama dengan Tim dibantu Tim dari UGM dan Universitas Indonesia. Semuanya sudah selesai. Direncanakan, presentasi dengan Presiden akan digelar Rabu, (27/5).
Pada dasarnya, jelas Bupati, Presiden sangat antusias dan responsif dan ingin Merauke segera didorong sebagai salah satu lumbung pangan dunia. Dikatakan, dari total 1,2 juta hektar yang akan dibuka, akan dilakukan secara bertahap dimana lahan 1,2 hektar tersebut sudah selesai direviuw kembali. Berikut yang akan dilakukan adalah konsolidasi dengan pemilik hak ulayat sehingga pemilik hak ulayat tahu bahwa lahannya tidak hilang. Tapi tetap menjadi miliknya.
Tahapannya akan dimulai dengan pembukaan lahan seluas 250.000 hektar, kemudian tahun kedua pada 2016 seluas 250.000 hektar dna tahun ketigas tahun 2017 seluas 250.000 hektar. Sedangkan 250.000 hektar lainnya akan diserahkan ke para investor atau swasta.
Untuk tahun pertama 2015 ini, ungkap Bupati, dari 250.000 hektar setelah dikeluarkan existing 50.000 hektar, maka tinggal 200.000 hektar. ‘’Karena sudah ada ruang yang dikeluarkan izin lokasi seperti di kawasan Kurik dan Domande, Onggaya dan Kaiburse dan itu akan dikonversi menjadi betul-betul existing untuk k holtikultura,’’ katanya. Lahan persawahan yang dibuka dan diolah selama ini baru mencapai Rp 43.000 hektar. (02/mcmerauke/eyv)

0 komentar
belum ada komentar