Merauke, InfoPublik - Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Merauke,Ir. Efendi Kanan mengungkapkan, terdapat lima distrik yang sangat potensial untuk dikembangkan tanaman karet. Kelima distrik itu yakni Sota, Elikobel, Ulilin, Muting serta Jagebob.

“Sejak tahun 2011 silam, pihaknya memfokuskan perhatian dengan pengembangan lahan di lima distrik itu untuk tanaman karet. Sesuai target, dari tahun 2011-2015, jumlah lahan yang dibuka untuk pengembangan karet adalah 3.000 hektar. Namun, kini sudah lebih dari jumlah tersebut. Karena animo para petani sangat tinggi “ Unkap Efenfi saat diwawancarai kepada sejumlah wartawan, Senin (9/3).

Selain itu, demikian Kanan, pendampingan yang terus dilakukan dari waktu ke waktu. “Saya juga mendapat petunjuk langsung dari Bupati Merauke, Drs. Romanus Mbaraka, MT agar pengembangan tanaman karet, tidak boleh diserahkan kepada investor. Tetapi diurus dan dikerjakan sendiri oleh masyarakat di kampung-kampung,” ujarnya.

Atas petunjuk itu, jelas dia, masyarakat terus didampingi dan digenjot membuka lahan. Pemerintah juga menyiapkan bibit dan membagikan kepada para petani untuk bisa ditanam. Bahkan, proses pemeliharaan masih dibiayai pemerintah setempat.

“Memang banyak investor berniat mengembangkan tanaman karet. Tetapi karena petunjuk Pak Bupati Merauke seperti demikian, sehingga masyarakat diberdayakan dan sebagai pelaku utama,” tuturnya.

Disinggung tentang harga karet, Kanan mengaku, sering naik turun. Dimana, bisa sampai Rp13.000/kg. Tetapi ke depan, akan menembus sampai Rp 29.000/kg. Meski harga masih belasan ribu, namun masyarakat sudah sangat termotivasi untuk membuka lahan dan menanam karet.

Ditambahkan, saat ini, ada salah seorang warga di Distrik Muting, Max Mahuze yang memiliki lahan 100 hektar karet. Secara umum, karet sudah mulai dipanen dan dikirim ke Surabaya. Bahkan, telah ada mesin khusus yang didatangkan untuk pengasapan karet setelah disadap. Dengan demikian, hasilnya akan jauh lebih berkualitas. (03/mcmerauke/Kus)