Berita
Pemprov Papua Bakal Bangun Dua Gudang Beras Di Merauke
Merauke, InfoPublik - Dalam rangka mewujudkan rencana Gubernur Papua, Lukas Enembe, untuk pengadaan beras dari Merauke bagi seluruh pegawai Pemprov Papua, maka Pemerintah Provinsi Papua akan segera membangun dua gudang beras berkapasitas total 7.000 ton. Masing-masing gudang yang dibangun Pemprov Papua memiliki kapasitas 3.500 ton.
Pada pertemuan antara Kepala Badan Percepatan Pembangunan Provinsi Papua Ir. Omah Laduani Ladamay, M.Si dan Kepala Dinas Tanaman Pangan Provinsi Papua Ir. Samuel Siriwa dan Kepala Bulog Devisi Regional Papua dan Papua Barat, Arif Mandu, dengan Sekretaris Daerah Kabupaten Merauke, Drs Daniel Pauta, Selasa ,(3/3) mengungkapkan, pembangunan 2 gudang ini akan dimulai tahun 2016 mendatang.
‘’Tahun ini dimulai dengan perencanaan dan pengadaan lahan atau lokasi pembangunan gudang. Sedangkan pembangunan fisiknya sendiri akan dilakukan tahun 2016,’’ kata Omah Laduani Ladamay yang juga mantan Kepala Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Merauke ini.
Menurut pria kelahiran Merauke ini, pembangunan gudang pertama akan dilakukan di Kurik sedangkan pembangunan gudang kedua akan di lakukan di Kurik dengan kapasitas masing-masing 3.500 ton. ‘’Kalau di Kurik, tanahnya tidak ada masalah lagi. Sementara untuk Semangga, Pemda Merauke yang menyanggupi untuk segera menyiapkan lahannya,’’ terangnya.
Selain akan dibangun dua gudang dari pemprov tersebut, jelas Laduani, juga dari Bulog akan membangun gudang dengan kapasitas yang sama sehingga nantinya akan ada tambahan gudang dengan kapasitas 10.500 ton. Hanya saja diakui OMah Laduani yang menjadi permasalahan dalam meningkatkan produksi petani di Merauke adalah masalah mekanisasi, sehingga mulai tahun ini dilakukan pengadaan peralatan mesin pertanian (Alsinta) tersebut.
‘’Nanti kita cros cek peralatan mana yang kurang dan harus kita sharing antara Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten Merauke,’ terangnya. Termasuk yang menjadi permasalahan adalah alat pengering terutama panen di saat musim hujan. Termasuk alat tanam.
Persoalan lainnya, tambah Laduani menyangkut air terutama di musim kemarau. Menurut dia, sebelumnya pihaknya sudah mengkoordinasikan masalah air tersebut dengan Balai Sungai dan Rawa terkait penanganan waduk dan rawa-rawa. ‘’Kita harus support betul-betul supaya ketersediaan air di musim gadu mencukupi dan kita bisa menambah luasan areal di musim tanam gadu,’’ terangnya.
Sementara itu, Sekda Merauke Drs Daniel Pauta menjelaskan yang menjadi persoalan utama yang selalu dihadapi petani adalah masalah air di musim kemarau. ‘’Kalau air tersedia maka dapat dipastikan kita panen minimal 2 kali dalam setahun,’’ ujarnya.
Luasan yang produktif sampai saat ini telah mencapai 38.000 hektar. ‘’Kalau musim gadu, kadang yang bisa ditanami tidak lebh dari 50 persen karena masalah ketersediaan air. Padahal di musim gadu, biasanya produksi padi jauh lebih baik. Sehingga air memang memegang peranan penting,’’ terangnya. (02/MC.Merauke/Eyv)

0 komentar
belum ada komentar