Akibat Krisis Air, Ribuan Hektar Tanam Gadu Di Merauke Terancam Gagal Panen
Merauke, InfoPublik – Krisis air mulai di alami para petani saat ini, akibat musim kemarau, ribuan hektar tanam Gadu di Merauke terancam gagal panen. Ribuan hektar padi musim gadu yang terancam gagal panen akibat krisis air tersebut. Hal itu terungkap dalam Pertemuan antara DPRD Kabupaten Merauke dengan instansi terkait, berlangsung Rabu, (15/7).
Ketua Komisi B DPRD Merauke, FX Sirfefa, menjelaskan , dari perjalanan tersebut, pihaknya Selasa, (14/7) lalu, menemukan sekitar 5.000 hektar Gadu di Distrik Tanah Miring terancam gagal panen akibat mengalami krisis air. Karena drainase yang dipompa untuk mengairi sawah, sudah kering.
‘’Jika ini tidak segera dicarikan solusi, dan gagal panen maka rakyat yang akan menjadi korban. Karena rata-rata petani kita menggadaikan sertifikat tanah mereka ke bank untuk bisa mendapatkan kredit,’’ kata Serfefa.
Anggota DPRD Merauke lainnya, Jorgen Betaubun meminta agar masalah krisis air yang dihadapi petani sekarang ini dijadikan kejadian luar biasa sehingga ada kebijakan-kebijakan yang bisa segera diambil untuk mengatasi persoalan krisis air tersebut.
Kadis Tanaman Pangan Kabupaten Merauke, Ir. Bambang Dwi Atmoko, mengungkapkan, sasaran tanam untuk musim tanam gadu tahun 2015 ini seluas 17.000 hektar. Hingga sekarang, yang berhasil ditanami baru sleuas 12.300 hektar.
Berarti, hal ini masih kurang 4.700 hektar dari target musim gadu. Dikatakan, masalah kekurangan air sudah dialami sejak musim tanam rendengan dimana sampai Juni 2015 curah hujan di Merauke baru mencapai 1.100 mililiter yang minimal 1.200 ml.
Kendala lainnya, jelas Bambang Dwi Atmoko adalah terjadinya pendangkalan drainase. Bambang mengungkap, krisis air ini tidak hanya dialami oleh petani yang ada di Distrik Tanah Miring, tetapi juga di Distrik Semangga dan Distrik Kurik. Bahkan, di Kurik, kata dia, justru lebih parah lagi karena di area sekitar Pusat Pembibitan Kurik, hingga saat ini tidak dapat ditanami karena air tidak ada.
Langkah-langkah yang dilakukan pihaknya kata Bambang adalah dengan menghubungkan pompa besar dari Kali Kum ke saluran. Selain itu, Pompa Besar milik P2R yang sedang rusak di Kali Bian, pihaknya siap perbaiki asalkan aturannya memungkinkan.
Selain itu, pihaknya telah meminta ke staf Menteri Pertanian yang datang ke Merauke baru-baru ini untuk meminta hujan buatan . ‘’Tetapi inipun biayannya cukup besar,’’ katanya. Kadistrik Tanah Miring Drs David Tom Tuwok mengaku, krisis air yang terjadi tersebut telah menimbulkan gesekan di antara petani karena berebut air.
Hanya saja, gesekan ini , ungkapnya, sudah bisa diselesaikan oleh Babinsa. Sementara itu, dari pihak BMKG Merauke mengungkapkan pada tahun 2015 ini terjadi El Nino yakni musim panas lebih panjang. Musim kemarau sendiri sudah mulai terjadi sejak bulan sampai Desember 2015 mendatang pada dasarian pertama.
‘’Panjang kemarau tahun ini diperkirakan akan berlangsung selama 21 dasarian,’’ujarnya. Rapat yang dipimpin langsung ketua DPRD Merauke Kanisia Mekiuw, SH ini dihadiri kepala-kepala kampung se-Distrik Tanah Miring. (02/mc.merauke/eyv)
0 komentar
belum ada komentar