AKSI 1000 RUPIAH BUAT PERSIPURA
JAYAPURA [PAPOS] – Tim Persipura harus bubar sementara waktu. Pemain diistirahatkan, akibat manajemen kesulitan keuangan serta tak ada sponsor. Ditambah kepastian kompetisi maupun turnamen yang belum jelas.
Prihatin atas kondisi ini sejumlah mantan pemain Persipura, pemerhati dan pencinta klub Persipura membuat gerakan atau aksi 1000 rupiah dengan membuka rekening nomor 1000201009382 di Bank Papua Cabang Jayapura. Gerakan ini bertujuan untuk menyelamatkan klub yang dinakodai Benhur Tomi Mano itu yang saat ini mengistirahatkan para pemainnya.
Koordinator tim penyelamat klub Persipura Jayapura Mesak Manibor mengatakan Persipura bukan saja milik kota Jayapura, tapi sudah menjadi milik masyarakat Papua dan Indonesia dimana saja. Oleh karena itu, Persipura tidak boleh istirahat atau dibubarkan oleh manajemen Persipura.
“Ketua Umum Persipura adalah mandat dari klub-blub dibawah Persipura, jadi kalau mengambil keputusan harus melibatkan klub,” tegas Manibor.
Gerakan ini kata Manibor, tidak ada unsur politik, tetapi dari hari nurani sebagai orang Papua yang cinta terhadap Persipura.
“Kami cinta kepada Persipura karena sudah punya nama besar di Asia bahkan dunia, makanya kami himbau kepada seluruh rakyat Papua dimanapun untuk memberikan sumbangan untuk selamatkan tim Persipura,” beberanya.
Sebagai langkah awal tim penyelemat Persipura yang dikoordinir Manibor membuka rekening awal dengan tabungan awal sebesar Rp.10 juta rupiah. Manibor bilang lagi, jika sponsor Rp 2,5 dari Bank Papua sebenarnya sudah cukup untuk Persipura mengikuti Piala Gubernur Kaltim. Namun, yang perlu dilihat ada gaji pemain.
Dimana, gaji pemain di level Indonesia Super Leagua berbeda dengan kompetisi levelnya turnamen. “Saya rasa 2,5 miliar itu cukup kalau hanya untuk satu turnamen, kalau dana itu diberikan bagi saya bawa tim ke Kaltim, saya juga siap,” kata mantan Manajer Timnas Indonesia itu.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Mantan-Mantan Pemain Persipura (AMPP) Beny Jansenem mengajak para pemain Persipura bisa menahan diri dan tidak keluar dari klub. Apalagi pemain yang statusnya sebagai Aparat Sipil Negara (ASN). Sebab, pekerjaan yang sudah diberikan oleh pemerintah daerah itu karna kalian pemain Persipura.
Lanjutnya, jika pemain masih saja keluar dari tim, Pemerintah Kota Jayapura dan Provinsi Papua harus mengabil sikap, bila perlu ke BKN dan menahan SK PNS-nya. “Kan ada sanksi bagi PNS yang tidak masuk kantor, pemerintah harus tegas berikan sanksi sesuai aturan yang berlaku,” tegasnya.
Ditempat yang sama, sesepuh Persipura yang juga mantan Manajer Persipura Spencer Infandi mengaku, manajemen Persipura seharusnya bisa duduk bicara masalah ini dengan baik. Dan jika mengambil sebuah keputusan seharusnya melibatkan semua klub yang ada di bawa Persipura.
Karena klub ini lahir dari masyarakat. Selaku ketua Umum, Walikota Jayapura Benhur Tomi Mano harus mencari jalan keluar, agar tim Persipura tetap eksis.