Biodiesel untuk Dexlite Sulit Dapat Subsidi
Petugas mengecek uang di SPBU di Jakarta. Mengingat harga minyak dunia sudah mulai merangkak naik di level USD40 per barel. Sehingga ada kemungkinan harga BBM naik pada Juli mendatang.
Jakarta - Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Sawit menyatakan, Dexlite Solar varian baru yang dikeluarkan oleh PT Pertamina (Persero), tidak bisa mendapat subsidi campuran biodiesel dari BPDP Sawit. Alasannya, Dexlite bukan merupakan BBM bersubsidi.
Direktur Utama BPDP Sawit, Bayu Krisnamurthi mengatakan, biodiesel yang berhak mendapat subsidi adalah biodiesel yang akan dicampur dengan Solar subsidi dan Solar untuk PT PLN (Persero) untuk kepentingan pembangkit listrik. Sedangkan untuk Solar di luar itu, BPDP Sawit tidak bisa memberikan subsidi.
"Kalau memang dicampur dengan biodiesel, itu memang masuk golongan PSO (public service obligation/bersubidi) atau PLN itu kita kasih," kata Bayu, di kantor BPDP Sawit.
Menurut Bayu, BPDP Sawit harus menjalankan ketentuan. Dalam aturan yang ada, biodiesel untuk tambahan solar yang bisa mendapat tambahan dana pungutan sawit hanya solar yang disubsidi. "Kalau non subsidi tidak bisa. kalau dari BPDP Sawit yang kita suport adalah konsumen langsung PSO dan PLN. Itu ketentuannya," terang Bayu.
Jika Pertamina ingin mendapat subsidi untuk biodiesel yang akan dicampur Dexlite, harus mengajukan usulan ke Komite Pengarah, dan jika disetujui maka biodiesel yang akan dicampur Dexlite akan mendapat subsidi. "Saya kira masih proses, kalau Pertamina mengajukan ke komite Pangarah dan disetujui bisa saja," ujar Bayu.
Sebelumnya, pada 15 April 2016, Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, Dexlite yang baru diluncurkan dengan harga Rp 6750 per liter, bisa lebih murah menjadi Rp 6.100 per liter. "Kami bisa menjual lebih murah sekitar Rp 6.100," tegas Bambang
Agar Dexlite bisa turun Rp 650 per liter, Pertamina memerlukan bantuan dari pemerintah untuk menurunkan harga biodiesel yang dicampur pada Dexlite menjadi setara dengan solar, saat ini harga Fame sekitar Rp 8.000 per liter. "Kalau harga fame tidak masuk kategori fame industri, tapi fame Solar," ungkap Bambang.
Biaya untuk menomboki harga fame tersebut bisa berasal dari pungutan dana sawit yang berasal dari pengusaha sawit yang dilakukan oleh BPDP Sawit. Menurut Bambang hal tersebut bisa dilakukan, karena keberadaan Dexlite akan mengurangi konsumsi solar subsidi.
"Kami sedang berjuang mengurangi subsidi solar, kami minta bantuan pemerintah," tutup Bambang.
SUMBER: Liputan6.com
0 komentar
belum ada komentar