Berita
PENGABDIAN GURU SM3T
PENGABDIAN GURU SM3T

Pendidikan adalah faktor utama kemajuan suatu negara. Sadar akan hal tersebut,Indonesia mencoba lebih fokus dalam pembangunan manusia melalui dunia pendidikan. Masalah yang dari dulu hingga sekarang belum terselesaikan adalah pemerataan pendidikan terutama di daerah-daerah pelosok. Banyak program yang diluncurkan oleh pemerintah untuk peningkatan mutu pendidikan yang ada salah satunya adalah Program SM3T (Sarjana Mendidik daerah Terdepan Terluar dan Tertinggal) yang menjadi wadah bagi para Sarjana Pendidikan untuk berperan dalam pemerataan pendidikan di negeri ini.
SM3T sendiri berada dibawah kendali Dikti yang kemudian menunjuk beberapa LPTK Penyelenggara untuk menjaring para Sarjana untuk ditugaskan mengajar di pedalaman. Tahun Ajaran 2015-2016 ini, Program SM3T sudah berjalan sampai Angkatan ke V. Para sarjana yang telah lolos seleksi dan menjadi Guru SM3T kemudian disebar dan ditugaskan ke beberapa daerah pedalaman dan perbatasan di seluruh wilayah Indonesia. Para Guru SM3T ini ditugaskan untuk mengajar selama 1 tahun terhitung dari bulan Agustus 2015 – Agustus 2016.
Untuk SM3T angkatan V kali ini ada beberapa daerah sasaran baru untuk penugasan, salah satunya adalah Kabupaten Merauke. Kabupaten Merauke sendiri merupakan Tapal Batas antara Papua Nugini dan Australia. Berada di wilayah perbatasan, perlu adanya mutu pendidikan yang tinggi di sini. Tahun ini, Kabupaten Merauke untuk pertama kalinya mendapat jatah 58 Guru SM3T yang terdiri dari 2 LPTK Penyelenggara yaitu 38 Guru SM3T dari LPTK UNY (Universitas Negeri Yogyakarta) dan 20 Guru SM3T dari LPTK UNP (Universitas Negeri Padang). Ke 58 Guru SM3T tersebut kemudian disebar dan ditempatkan di 11 Distrik yang ada di Kabupaten Merauke, salah satunya adalah Distrik Kimaam.
Distrik Kimaam berada di Pulau Yos Sudarso yang dapat ditempuh dengan kapal lama perjalanan 12-18 jam. Distrik ini mendapat porsi pembagian yang cukup banyak yaitu 18 Guru SM3T yang ditugaskan di beberapa sekolah mulai dari Paud hingga tingkat SMA. Pengalokasian Guru SM3T di sini cukup tepat, mengingat Distrik Kimaam termasuk dalam daerah 3T (Terdepan,Terluar,dan Tertinggal) yang memang dari dulu mengalami problem kekurangan tenaga pengajar. Hampir di seluruh sekolah di Distrik ini mengalami kekurangan guru. Bahkan yang lebih parah hampir di seluruh sekolah, guru-guru yang ada kadang tidak berada ditempat tugas, sehingga sekolah tidak dapat berjala secara maksimal.
Kedatangan Guru SM3T ini memberi warna baru dalam dunia pendidikan khususnya di pedalaman Kimaam. Guru SM3T yang seluruhnya para sarjana yang masih muda banyak menerapkan metode-metode pembelajaran yang interaktif dan menarik. Hal tersebut membuat para siswa senang dan semangat untuk kembali sekolah. Dengan adanya Guru SM3T yang selama 1 tahun ini berada terus ditempat tugas, dapat membantu mengisi kekosongan guru dan membuat sekolah tetap berjalan sebagaimana mestinya.
Menjadi tenaga pendidik di pedalaman tentu bukanlah pekerjaan yang mudah, apalagi dengan kondisi alam yang berbeda dengan tempat tinggal mereka. Di Distrik Kimaam, hampir 90% wilayahnya terdiri dari rawa-rawa. Ketiadaan sumber air bersih yang memadai menjadi tantangan bagi Guru SM3T di sini. Sama halnya yang dirasakan oleh Imam Muslim, salah satu guru yang ditugaskan di SMA Negeri Kimaam, tidak adanya sumur mengharuskan kita untuk memanfaatkan air hujan sebagai air untuk keperluan minum dan memasak. Hal tersebut bisa tercukupi pada musim hujan, akan tetapi ketika musim panas/kemarau, keberadaan air bersih sangat sulit dan mau tidak mau harus memanfaatkan sumber air yang ada seperti air di bekas-bekas galian yang airnya tidak jernih. Masalah air hanyalah satu dari berbagai problem yang ada diwilayah pedalaman karena keterbatasan dalam segala hal.
Selain alam, tantangan utama para Guru SM3T ini adalah kurangnya mutu pendidikan. Kurangnya minat siswa untuk belajar sekaligus ketiadaannya sumber-sumber belajar seperti buku-buku dan kelengkapan penunjang pembelajaran lainnya. Bahkan di beberapa sekolah di Distrik Kimaam masih ada bangunan sekolah yang kurang layak untuk digunakan proses belajar mengajar. Perlu adanya perhatian khusus dari pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan terutama di wilayah pedalaman. Pemerintah harus menambah tenaga pengajar yang ada, karena masalah utama pendidikan di pedalaman adalah kurangnya tenaga pendidik.
Kita tahu bahwa alam Papua adalah tanah yang kaya, kaya akan sumber daya alamnya. Namun Sumber Daya Alam ini lama kelamaan jika terus diambil akan habis dengan sendirinya. Untuk itu mulai sekarang pemerintah harus beralih mulai mengoptimalkan kekayaan Sumber Daya Manusia. Kami yakin dengan Sumber Daya Manusia yang bermutu, akan membuat Tanah Papua semakin kaya. Kaya akan Sumber Daya Alamnya serta kaya Sumber Daya Manusia. Dengan mutu pendidikan yang sesuai, bukan tidak mungkin nantinya akan lahir pemimpin-pemimpin hebat dari tanah ini terutama dari pedalaman Kimaam ini.




Sumber : Imam Muslim/Guru SM3T
