Berita
BNI Bantu Renovasi SD Inpres Mangga Dua Merauke
MERAUKE- Bank Negara Indonesia (Persero) memberikan kepedulian kepada dunia pendidikan dengan melakukan renovasi terhadap SDN Inpres Mangga Dua-Merauke yang merupakan salah satu dari 9 sekolah yang direnovasi oleh BNI di seluruh Indoensia. Direktur Transaksi Luar Negeri BNI Panji Irawan mengungkapkan, program ini sebagai bentuk kepedulian BNI terhadap dunia pendidikan. ‘’Ini adalah sebagai salah satu tanggung jawab kami kepada lingkungan komunitas sebagai bentuk kepedulian kami kepada pendidikan dimana kami turut andil dalam mengambil peran mengembangkan dunia pendidikan,’’ katanya saat peresmian SDN Inpres Mangga Dua yang direhab tersebut. Bupati Merauke Frederikus Gebze, SE, M.Si berterima kasih kepada pihak BNI yang telah memberikan perhatian kepada Merauke dimana salah satu dari 9 sekolah yang mendapatkan bantuan tersebut di seluruh Indonesia berada di Merauke.
Menurutnya, apa yang dilakukan ini merupakan salah satu bentuk kolaborasi untuk mengurangi beban pemerintah. Dimana BUMN dan swasta bisa mengambil peran dalam membantu pemerintah mengurangi beban tersebut. ‘’Ini merupakan kerja sama yang baik dan bisa menjadi instrument untuk kita sampaikan kepada pihak ketiga lainnya untuk melakukan hal seperti ini, supaya ikut mengurangi beban pemerintah,’’ katanya. Ditambahkan, Kabupaten Merauke memiliki dengan cakupan wilayah yang cukup luas dengan penyebaran penduduk yang tidak merata, memiliki program khusus memberikan perhatian serius terhadap anak-anak asli Papua. ‘’Sedang kita kerja sama untuk inventarisasi, pendataan dan pemetaan dengan baik supaya peruntukan dan penggunaaan tepat sasaran, terukur dan terpercaya, akuntabel dan transparan,’’ katanya.
Dengan revovasi tersebut, Bupati Frederikus Gebze minta kepada pihak sekolah dan orang tua untuk menjaga dengan baik bangunan sekolah yang sudah direhabilitasi tersebut. Sementara itu, Kepsek SD Inpres Mangga Dua, Thomas Litiay mengungkapkan sebelumnya 3 ruangan sekolah tersebut tidak layak digunakan karena dibangun sejak tahun 1982. Pihaknya sudah mengajukan beberapa kali untuk dilakukan rehabilitasi namun belum mendapatkan perhatian, namun pihaknya dapat memahami karena pemerintah pasti punya skala prioritas lainnya. ‘’Kami boleh berbangga karena pada akhirnya dari sekian sekolah yang ada di Merauke, kami yang terpilih untuk menjadi sasaran untuk gedung sekolah kami direhab,’’ jelasnya. Ditambahkan, dari total siswa 360 orang, sekitar 95 persen diantaranya atau 337 merupakan anak asli Papua.’’Jadi kami layak dan pantas untuk juga mendapatkan perhatian,’’ katanya. Karena itu, Thomas Litiay menyampaikan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada pihak BNI yang memberikan perhatian tersebut. (02/mc/mrk/AHK)
