Daun Gatal dari Papua Bisa Sembuhkan Reumatik dan Pegal-Pegal
Daun gatal dari tanah Papua merupakan daun dari tanaman Urticaceae yang terdiri atas beberapa spesies. Meski begitu, daun gatal yang umumnya ditanam di pekaranan rumah warga Paniai, Papua dan dijual di pasar tradisional bernama Laportea decumana.
Daun ini juga dikenal sebagai obat tradiosional dari daun yang disebut daun gatal. Warga setempat (orang asli Papua maupun non Papua) memanfaatkan daun ini untuk mengobati penyakit reumatik atau digunakan ketika seseorang mengalami pegal-pegal.
Tumbuhan famili Urticaceae umumnya memang memiliki kandungan kimiawi seperti monoridin, tryptophan, histidine, alkaloid, flavonoid, asam formiat dan authraguinones. Asam semut ini sendiri terkandung di dalam kelenjar ‘duri’ pada permukaan daun.
Daun gatal biasanya digosokkan ke bagian badan yang sakit, dan menurut salah seorang mama Papua di Paniai, Apolonia Tekege (65), efek pertama daun ini akan menyebabkan rasa gatal sekitar lima belas menit.
“Setelah itu baru akan terasa lebih baik, itu sebabnya daun gatal ini kami sebut daun gatal,” kata mama Apolonia ketika ditemui Jubi di kampung Epouto, Paniai baru-baru ini.
Mama Tekege mengatakan, saat duri tersebut mengenai tubuh, asam semut dalam kelenjar itu terlepaskan dan mempengaruhi terjadinya pelebaran pori-pori tubuh. Pelebaran pori ini nampaknya meransang peredaran darah. Itulah sebabnya pemanfaat daun gatal umumnya merasa pegal-pegal mereka lenyap ataupun merasa lebih baik.
Untuk cara menggunakan daun gatal itu, lanjutnya, menggosokan daun gatal secara langsung pada bagian tubuh yang terasa pegal dan lelah atau reumatik. Untuk menghilangkan rasa pusing dikepala, daun gatal digunakan dengan cara membungkuskan di kening si penderita hingga si penderita merasa bahwa sakit kepalanya sudah berkurang baru dilepaskan.
Tanaman ini, menurutnya, di tanah Papua bisa tumbuh secara liar. Walau demikian, orang bisa membeli di pasaran se ikat dengan harga Rp 5.000 hingga Rp. 10.000.
Mengunakanya gampang, ambil sehelai daun gatal tempelkan atau di gosok pada permukaan kulit yang bermasalah. Sensasi yang dirasakan memang gatal dan seperti digigit semut agak panas dikit. Keesokan hari rasakan badan yang pegal-pegal akan hilang.
Dalam catatan Jubi, Ir. M.J. Sadsoeitoeboen dosen taksonomi tumbuhan jurusan Biologi UNIPA mengatakan, daun gatal spesies Dendronicde Sp dimanfaatkan oleh suku Hatam di Manokwari sebagai tumbuhan untuk melatih peningkatan penciuman anjing berburu.
“Tanaman perdu ini memiliki daun yang permukaannya kasar, penuh bulu, bahkan lebih mirip duri. Ketika digosokkan ke kulit duri itu mengenai permukaan kulit. Secara umum kandungan kimiawi pada tanaman sejenis ini adalah monoridin, tryptophan, histidine, alkaloid, flavonoid, asam formiat dan authraguinones,” ujarnya.
Mama Tekege mengatakan, saat duri tersebut mengenai tubuh, asam semut dalam kelenjar itu terlepaskan dan mempengaruhi terjadinya pelebaran pori-pori tubuh. Pelebaran pori ini nampaknya merangsang peredaran darah. Itulah sebabnya pemanfaat daun gatal umumnya merasa pegal-pegal mereka lenyap ataupun merasa lebih baik.
Cara menggunakan daun gatal ini, lanjutnya, menggosokan daun gatal secara langsung pada bagian tubuh yang terasa pegal dan lelah atau reumatik. Untuk menghilangkan rasa pusing di kepala, daun gatal digunakan dengan cara membungkuskan di kening si penderita dan baru dilepaskan setelah si penderita merasa sakit kepalanya berkurang.
Tanaman ini, menurutnya, di tanah Papua bisa tumbuh liar. Meski begitu, orang bisa membeli di pasaran seikat seharga Rp5.000 hingga Rp10.000.
Mengunakanya gampang, ambil sehelai daun gatal tempelkan atau digosokkan kepada permukaan kulit yang sakit. Sensasi yang dirasakan memang gatal dan seperti digigit semut agak panas sedikit. Keesokan hari pegal-pegal akan hilang.
Dalam catatan Jubi, Ir. M.J. Sadsoeitoeboen dosen taksonomi tumbuhan jurusan Biologi UNIPA mengatakan, daun gatal spesies Dendronicde Sp dimanfaatkan suku Hatam di Manokwari sebagai tumbuhan untuk melatih peningkatan penciuman anjing berburu.
“Tanaman perdu ini memiliki daun yang permukaannya kasar, penuh bulu, bahkan lebih mirip duri, ketika digosokkan ke kulit, duri itu mengenai permukaan kulit, secara umum kandungan kimiawi pada tanaman sejenis ini adalah monoridin, tryptophan, histidine, alkaloid, flavonoid, asam formiat dan authraguinones,” ujarnya.
http://tabloidjubi.com/2016/08/27/daun-gatal-dari-papua-bisa-sembuhkan-reumatik-dan-pegal-pegal/