Warga Merauke komitmen lindungi jalur migrasi satwa
Merauke - Masyarakat adat yang bermukim di Kampung Erambu, Roray, Kwell, Tanas dan Bupul, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua bersama World Wildlife Fund (WWF) membahas perlindungan jalur-jalur migrasi satwa yang ada di koridor tiga kawasan hutan lindung seperti Taman Nasional Wasur, Cagar Alam Bupul dan Cagar Alam Bian.
"Tujuan kami bukan menjadikan kawasan koridor ini sebagai kawasan konservasi, tetapi pengelolaannya harus dengan cara berkelanjutan sehingga mendukung hubungan antara tiga kawasan itu, jadi fungsi hutannya tetap dapat berjalan," kata Paschalina CH M Rahawarin, Pimpinan Wilayah Selatan Papua WWF Program, di Merauke.
Menurut dia, pihaknya tidak melarang masyarakat mencari makan di koridor kawasan hutan lindung sebab kehidupan mereka masih sangat tergantung sepenuhnya dengan alam atau hutan, hanya saja pengelolaanya dimodifikasi agar tidak berdampak buruk terhadap alam, dan juga masyarakat.
"Dengan adanya masyarakat di situ, harus dipikirkan juga alternafit ekonomi apa yang bisa dilakukan secara berkelanjutan misalnya melalui pengelolaan hasil hutan bukan kayu atau melalui ekoturisme karena cukup banyak potensi di sana," katanya.
Ia menjelaskan bahwa pada bulan lalu pihak WWF bersama masyarakat telah melakukan penelitian menyangkut ekologi, sosial ekonomi dan budaya di kawasan koridor.
"Hasil kajian ini kemudian kami presentasekan untuk mendapat masukan dari semua pihak termasuk masyarakat di lima kampung yang terlibat penelitian dan juga ada diskusi untuk bagaimana rencana ke depan," katanya.
Dari diskusi yang berlangsung di satu hotel ternama di Merauke, ada rencana dari Kesatuan Pengelola Hutan Konservasi (KPHK) untuk mengelola kawasan Bupul dan Bian.
"Nanti ada diskusi mengenai KPHK ini apakah selain tugas mereka di dalam kawasan hutan lindung, apakah tugas mereka juga bisa sampai di koridor," katanya.
sumber : http://www.antarapapua.com/berita/457216/warga-merauke-komitmen-lindungi-jalur-migrasi-satwa