Bukan Cuma Asap Rokok, Sisa Abunya Bisa Merusak Hati dan Otak
Menurut studi terbaru, Bahaya merokok tidak hanya menghantui orang pertama yang menikmatinya atau perokok pasif. Ampas rokok yang berupa abu juga bisa berbahaya untuk kesehatan jika berkontak dengan seseorang dalam jangka panjang.
Hasil bakaran rokok yang berupa partikel kecil bisa menyebar di udara, menempel di benda-benda bahkan tubuh kita. Partikel tersebut, menurut hasil studi yang dipublikasikan dalam jurnal Clinical Science, adalah racun yang bisa merusak jaringan hati dan otak.
Peneliti mengidentifikasi dampak dari paparan abu rokok ini pada penanda molekular biologis yang ditemukan dalam serum, di jaringan hati dan otak. Investigasi ini, meski dilakukan pada tikus percobaan, menurut peneliti juga mirip dengan yang didapat manusia.
"Kami menemukan bahwa paparan abu rokok setidaknya sebulan dapat merusak liver. Untuk dua bulan dampaknya bisa sampai pada kerusakan molekular, dan pada empat sampai enam bulan makin banyak kerusakan yang ditimbulkan pada jaringan tubuh. Tikus yang kami teliti juga mengalami resistensi insulin setelah paparan abu rokok yang berkepanjangan," kata pemimpin studi Manuela Martins-Green, Professor di University of California.
Seperti dilansir Zeenews, Senin (18/9/2017), kerusakan pada hati akan mengganggu kemampuannya untuk mendetoksifikasi tubuh dan memperparah kerusakan akibat sisa bakaran rokok tersebut di dalam tubuh.
Selain itu, Martins-Green dan tim penelitinya menguji otak yang terpapar racun rokok ini dan menemukan bahwa hormon stres, seperti epinefirin, meningkat sebulan setelah paparan sisa bakaran rokok ini. Hormon stres lain yang terlihat dalam bulan kedua, keempat, dan keenam ditemukan menyebabkan kelelahan pada sistem imun tikus percobaan.
"Sisa bakaran rokok ini adalah racun, pembunuh dalam diam, yang bisa diserap melalui kulit dan saluran napas. Meski penelitian kita tidak dilakukan pada manusia, kita harus mulai waspada dengan keberadaan racun ini di rumah kita, kamar hotel, kendaraan yang sering dipakai perokok karena risiko terkontaminasinya tinggi," pesan Martins-Green.
Sumber : https://health.detik.com/