Staf Ahli Menteri Pertanian, DR. Farid A. Bahar Bersama Kadis Pertanian Merauke dan Kepala Stasiun Karantina Pertanian Klas 1 Merauke
DR. Farid Bahar: Merauke Sumber Pangan, Perdagangannya Harus Ditata Merauke, Kabupaten Merauke memiliki potensi tanaman pangan luar biasa. Tak jarang, investor pun akhirnya melirik menanamkan modal di berbagai sektor khususnya pertanian. "Merauke sumber pangan yang besar, memang perdagangannya harus ditata," ucap staf ahli menteri pertanian, DR. Farid A. Bahar kepada Papua Selatan Pos di RM Sederhana Merauke, Kamis (1/3). Dia merincikan, jika perdagangan di Merauke tidak bagus maka petani bisa terpaksa menjual beras dan hasil tanamannya dengan harga yang murah. Hal itu akan menyebabkan petani kesulitan membeli pupuk, benih yang bagus dan kebutuhan tanam lainnya. "Nah itu yang harus dijaga. Makanya saya cek tadi termasuk di karantina pertanian juga, tidak ada beras dari luar masuk Merauke. Ini bagus," tuturnya.
Menurutnya, kalau ada beras impor yang masum ke Merauke itu akan membuat harga beras petani anjlok. Dengan demikian tentu petani tidak mau lagi menanam dan menyebabkan produksi berkurang. Padahal potensi Merauke yang begitu besar dalam sektor pertanian hingga digenjot menjadi daerah swasembada pangan sudah tersebar di seluruh Indonesia.
Oleh karenanya, pesan DR. Farid, jangan sampai Merauke mendatangkan beras dari luar. Dia menilai, Merauke justru berpotensi menjadi daerah pengekspor. Sehingga budidaya petani harus terus ditingkatkan. Lewat optimalisasi lahan dan pengadaan alat mesin pertanian. Jika dahulu menggunakan sabit untuk memanen padi, sekarang sudah menggunakan combaign havester. Dilihat dari sisi ekonomi juga biaya pekerjaan lebih murah dan efisien. "Beras ini sumber pendapatan petani. Jadi kalau sumber pendapatannya tidak bagus maka miskinlah petani. Inj harus dikoordinasi sehingga bisa jadi sumber pendapatan yang bagus," lugasnya. Dia mengakui, peran pemerintah mendorong petani di Merauke sudah nampak. Bahkan, pembinaan bagi petani kontinyu dilakukan. "Dulu selalu dikirimi beras, sejarang kan malah kirim beras keluar. Padahal penduduknya tambah banyak. Jadi keberhasilan menyeimbangkan," tandas DR. Farid.
Sumber: PSP