Budaya Makan Sagu Harus Dipertahankan
Uskup Agats, Kabupaten Asmat-Papua, Mgr. Aloysius Murwito meminta kepada masyarakat di Kabupaten Asmat agar tetap mempertahankan budaya makan sagu. Karena sudah menjadi makanan pokok yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Permintaan itu disampaikan Uskup pekan lalu. “Saya pernah bertemu salah seorang anak di Rumah Sakit Umum Daerah Asmat, ketika kejadian luar biasa (KLB) campak dan gizi buruk terjadi. Saat itu, dengan polosnya, anak itu mengatakan, kalau kami makan sagu, pasti lebih cepat sembuh,” ujar Uskup menirukan ucapan anak tersebut.
“Bagi saya, budaya makan sagu, masih esensial dan memiliki unsur dasar yang tak terlepas dalam kehidupan masyarakat, meskipun terdapat tawaran baru,” katanya.
Tawaran yang dimaksud, kata Uskup, tidak lain berupa beras. Itu bisa menjadi berkat juga, tetapi memiliki pengaruh negatif.
“Kalau orang terlalu banyak makan nasi, bisa memanjakan untuk tidak bekerja. Juga zat yang ada dalam beras, secara kesehatan lebih jelek dibandingkan dengan sagu,” ungkapnya.
Uskup berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Asmat memprogramkan pengadaan anakan sagu, agar dibagikan kepada masyarakat. Sehingga dapat ditanam. Karena alamnya memungkinkan sekali.
Sumber : metro merauke
0 komentar
belum ada komentar