MENUJU MERAUKE BEBAS MALARIA
Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Parasit (Protozoa) dari genus Plasmodium sp, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles sp. Banyak masyarakat yang cenderung menyepelekan penyakit malaria dikarenakan gejalanya cenderung seperti penyakit pada umumnya yaitu, demam, nyeri kepala, nafsu makan menurun, namun apabila tidak ditangani secara cepat dan tepat, severity semakin meningkat bahkan dapat menyebabkan kematian. 70 persen kasus malaria terdapat di wilayah Papua yang merupakan wilayah endemis terserang Penyakit Malaria yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles sp. Di Kabupaten Merauke sendir, telah ditemukan beberapa jenis nyamuk Anopheles yang dapat di konfirmasi dapat menyebabkan vector malaria, seperti An.farauti,An.bancrofi,An.peditaeniatus, An.Hili. Selain itu Merauke merupakan salah satu daerah di Papua yang mengalami peningkatan penduduk dari tahun ke tahun.
Oleh sebab itu, dapat menjadi factor pemicu munculnya kasus malaria. Berdasarkan data Dinas Kesehatan melalui Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kabupaten Merauke dalam 3 tahun terakhir, dapat diketahui bahwa kasus Malaria yang dilaporkan fluktuatif, namun cenderung meningkat pada tahun 2015, tercatat sebanyak 5634 kasus Malaria dengan jumlah penduduk 255.022 orang pada tahun 2016, terjadi penurunan kasus malaria, yaitu hanya sebanyak 3.962 kasus. Sedangkan, pada tahun 2017, kasus Malaria mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan dua tahun sebelumnya, yaitu sebanyak 6.745 kasus.
Ada beberapa factor alasan insiden Malaria masih tinggi di Merauke, pertama disebabkan karena kondisi lingkungan di Merauke memiliki kontur tanah yang berawa – rawa selain itu juga masih tergolong memiliki banyak ruang yang memungkinkan berkembangnya nyamuk Anopheles dan berkembang, seperti parit, saluran irigasi, bak – bak penampungan air, kolam yang sudah tidak digunakan dan sawah. Kedua, iklim kota Merauke yang cenderung tidak terlalu dingin seperti pada daerah pegunungan. Ketiga adalah pengetahun masyarakat yang belum mengetahui tentang perilaku (bionomic) nyamuk Anopheles sp penyebab malaria ini, yaitu tempat hinggap atau istirahat di luar atau dalam rumah, temapt bertelur di luar atau dalam rumah, objek yang digigit bahkan masyarakat pun belum mengetahui walau nyamuk anopheles sp mengigit sehingga masyarakat tidak melakukan tindakan yang dapat mencegah penyebaran penyakit tular vector.
Dari Pihak Pemerintah tentu tidak tinggal diam, dalam hal ini Dinas Kesehatan Merauke telahmelakukan upaya untuk menanggulangi kasus Malaria ini, seperti menyelenggarakan aksi tes darah massal, memberikan obat antimalarial secara gratis dan penyemprotan fogging.
Pada tahun 2016 Pemerintah mencanangkan Program Eliminasi Malaria yang dilakukan dengan cara pengawasan ketat terhadap pasien yang dating untuk berobat di Puskesmas maupun rumah sakit, apabila mereka yang sakit panas atau dicurigai sakit malaria, harus diperiksa darahnya secara laboratorium, jika hasilnya positif berarti didalam darahnya ada parasite malaria yang harus di obati. Selain itu juga Pemerintah berupaya untuk memutuskanmata rantai penyakit malaria dengan mengubah kebiasaan masyarakat untuk membunuh jentik – jentik nyamuk, membunuh nyamuk dewasa dan tidur menggunakan kelambu.
Berdasarkan penelitian terdahulu, nyamuk Anopheles sp ternayta telah resisten terhadap insektisid yang diberikan, sehingga kasus malaria sulit untuk diatasi. Untuk itu, diperlukan pengendalian mandiri secara terpadu, yang mana berguna bagi pengambilan keputusan yang berbasis bukti untuk merencanakan, menyediakan, memonitor dan mengevaluasi sasaran secara berkelanjutan.
Berdasarkan 5 prinsip kerja dari Pengendalian mandiri terpadu, dapat dirumuskan upaya – upaya untuk mengurangi kasus Malaria di Kota Merauke :
- Pendekatan oleh Pemerintah kepada masyarakt mengenai permasalahan dan lingkungan yang beresiko untuk nyamuk Anopheles
- Pemerintah memberiakn sosialisasi kepada masyarakat mengenai bahaya penyakit malaria dan upaya menjaga kebersihan yang dapat dilakukan oleh masyarakat
- Manajemen Lingkungan oleh mayarakt seperti (Pengurasan Bak penampungan air secara rutin, membersihkan genangan air di depan rumah, pengelolaan sampah yang baik dan perubahan perilaku masyrakt yang peduli terhadap lingkungan sekitar guna terwujudnya kesehatan dan mengurangi penyakit Malaria
- Dialkukan kerjasama antar instansi, misalnya dians Kesehatan dengan Badan Pengembangan riset dan Penelitian mengenai Pengembangan - pengembangan yang dapt dilakukan untuk mencegah Penyakit Malaria tanpa menyebabkan efek samping yang akhirnya dapt mengganggu kesehatan masyarakat itu sendiri. Contohnya seperti penyemprotan fogging dan pemberian bubuk abate yang akan menghasilkan insektisida telah mengalami resistensi sehingga proses tersebut tidak akan turut membantu dalam membasmi nyamuk, dikarenakan nyamuk telah resisten.
- Dilakuakn Pengendalian kimiawi yaitu dengan menggunakan bahan kimiaawi (pestisida) yang tidak menimbulkan keresistensian pada nyamuk Anopheles sp yaitu Demethrin untuk IRS (residu Insektisida dalam ruangan) dan Permethrin untuk ITNs (kelambu berinsektisida)
- Dapat juga dilakukan PEngedalian secara biologi yaitu dengan memelihara ikan jenis cupang yang dapat memakan larva nyamuk Anopheles sp, uapya ini dapat memanfaatkan kolam – kolam yang sudah tidak terpakai lagi sehingga selain mencegah tumbuhnya jentik nyamuk, dapat sebagai biolarvasida.
- Pemerintah melakukan evaluasi program yang telah di laksanakan dan rutin menyampaikan kepada masayrakat mengenai program – program yang berhasil dilaksanakan maupun yang belum dilaksanakan , sehingga masyarakat dapat mengetahui progress program yang dicanangkan secara transparan.
Oleh karena itu, diperlukan kerjasama oleh berbagai pihak dan partisipasi dari berbagai pihak dan partisipasi aktif dalam membantu Pemerintah mewujudkan Program Eliminasi Malaria yang dapat dilakukan melalui berbagai hal, dari hal kecil hingga hal yang mungkin lebih besar. Dengan demikian, Program Pemerintah untuk menuju Merauke Bebas Malaria dapat terwujud melalui kerjasama antar berbagai pihak termasuk masyarakat.
sumber : Marlen AviatiSarah Pepiana
(Mahasiswi Bioteknologi UKDW Yogyakarta)