Merauke Kembali Ekspor Beras Ke Mancanegara
Kementerian Pertanian (Kementan) bersama pemerintah Kabupaten Merauke bersinergi tingkatkan ekspor non migas terutama berbagai komoditas pertanian yang potensial.
Sebanyak 12 ton beras yang berasal dari kota diujung timur negeri tersebut dilepas menuju negara Papua Nugini. Selain itu ada juga ekspor plywood 6.126 m3 tujuan Oman dan UEA. Sriyanto, Kepala Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanan (Barantan) yang mewakili Kepala Barantan menyampaikan bahwa Merauke adalah salah satu lumbung padi di tanah cendrawasih.
"Diawali saat pak Mentan ekapor perdana beras ke Papua Nugini pada 2017, produksi padi di Merauke terus meningkat," kata Sriyanto. Ia menegaskan bahwa tanah yang sangat subur di Merauke harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk mencari nilai tambah bagi petani.
Sementara itu untuk kopra, dalam triwulan pertama tahun 2019, tercatat 89 ton dengan nilai Rp 3,1 M. Sedangkan ekspor gaharu pada triwulan pertama juga tercatat sebanyak 6,9 ton dengan nilai ekonomi sebesar Rp 2 M.
Secara keseluruhan, Provinsi Papua sendiri punya banyak potensi komoditas pertanian yang dapat optimalkan. Potensi tersebut menurut data Kementan, pada tahun 2018 Provinsi Papua telah melakukan ekspor komoditas pertanian dengan nilai 8.200.925,6 USD atau sekitar Rp. 114,81 M.
Yang terdiri dari komoditas unggulannya diantaranya kelapa sawit, gandum, biji moster, susu, kacang mede, lemak, pakan hewan, gula tebu, kakao dan kedelai bahkan hingga komoditas tomat, cabai, jagung dan umbi kayupun diekspor hingga mancanegara.
Sriyanto menegaskan bahwa, acara pelepasan ekspor tersebut ditujukan agar masyarakat dan instansi terkait mengetahui potensi yang ada di daerahnya dan diharapkan bisa saling bahu menbahu mengangkat potensi tersebut. Barantan lewat program Agro Gemilang (Ayo Galakkan Ekspor Generasi Millenial Bangsa) juga menurutnya bisa membantu para calon eksportir agar dapat menyiapakan komoditasnya sesuai persyaratan SPS (sanitary dan phytosanitary) dari negara tujuan.
"Para calon eksportir dapat mengikuti berbagai pelatihan menyiapkan komoditas yang sesuai dengan persyaratan negara tujuan," jelasnya.
Muhammad Musdar, Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke melengkapai bahwa pelatihan Agro Gemilang akan dilakukan oleh Karantina Merauke secara bertahap, dengan tujuan agar dapat mencetak para eksportir baru.
Menurutnya pelatihan yang dilakukan bersifat terbuka dan tidak dipungut biaya. Bahkan ia juga menjelaskan jika ada calon eksportir yang membutuhkan bimbingan khusus dapat juga melakukannya secara mandiri ke petugas atau kantor Karantina Merauke.
"Sesuai arahan bapak menteri, kita siap memberikan informasi dan bimbingan agar komoditas daerah ini bisa memberi manfaat dan nilai tambah untuk kita semua," imbuh Musdar.
Sularso, Wakil Bupati Kabupaten Merauke yang juga turut hadir dalam acara tersebut menyampaikan bahwa Kabupaten Merauke sendiri punya banyak potensi dibidang non migas terutama komoditas pertanian. Sularso menyambut baik upaya Kementan serta berbagai instansi yang bersinergi mendorong tumbuhnya sektor ekonomi dibidang pertanian lewat akselerasi ekspor.
Dalam sambutannya ia juga menyampaikan bahwa pihaknya siap untuk juga turut bersinergi untuk mewujudkan hal tersebut. Ia mengungkapkan bahwa sudah saatnya Merauke yang subur makmur tersebut benar-benar kita optimalkan untuk kesejahteraan bersama