WHO Sarankan Screen Time untuk Anak Tidak Lebih dari Satu Jam
Jakarta - Memberikan gadget pada anak sering dilakukan dengan alasan untuk membuat mereka tenang. Namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa bayi dan balita seharusnya tidak dibiarkan diam menonton gadget maupun televisi, sebelum berusia 2 tahun.
WHO menyarankan batasan screen time untuk balita usia 2-4 tahun adalah satu jam dalam sehari, lebih baik lagi jika bis dikurangi. Hal ini ditetapkan untuk mencegah kurangnya aktivitas anak, yang jadi faktor risiko kematian dan terkait dengan obesitas secara global.
Dikutip dari BBC, berikut adalah panduan WHO untuk meningkatkan aktivitas anak:
- Untuk bayi:
- Tetap aktif secara fisik beberapa kali dalam sehari, termasuk setidaknya 30 menit 'tummy time' alias tengkurap.
- Sebaiknya tidak diperbolehkan screen time.
- Tidur selama 14-17 jam sehari termasuk tidur siang bagi bayi baru lahir, dan pada usia 4-11 bulan berkurang menjadi 12-16 jam.
- Tidak dikekang, misal berada di stroller, kursi bayi mobil lebih dari satu jam
2. Untuk usia 1-2 tahun:
- Setidaknya beraktivitas fisik selama tiga jam dalam sehari
- Screen time setidaknya kurang dari satu jam
- Tidur selama 11-14 jam sehari, termasuk tidur siang
- Tidak dikekang, misal berada di stroller, kursi bayi mobil lebih dari satu jam atau duduk terlalu lama
3. Untuk usia 3-4 tahun:
- Setidaknya beraktivitas fisik selama tiga jam dalam sehari, termasuk aktivitas berat atau sedang
- Screen time setidaknya satu jam, kurang dari itu lebih baik
- Tidur selama 10-13 jam sehari, termasuk tidur siang
- Tidak dikekang, misal berada di stroller lebih dari satu jam atau duduk terlalu lama
Meski begitu, penelitian terhadap kemungkinan dampak dan manfaat screen time masih kurang. Penulis guideline WHO, dr Juana Willumsen, mengatakan bahwa ketimbang dipakai untuk screen time, lebih baik waktunya digunakan untuk quality time bersama anak.
"Membaca buku dengan si anak, misalnya, dapat membantu mereka mengembangkan kemampuan berbahasa. Anak yang diberikan tablet agar diam saat duduk di kursi tidak akan mendapatkan kualitas yang sama. Anak-anak mestinya diberikan kesempatan dalam sehari untuk bermain secara aktif dan kita harus mengurangi screen time yang sedenter dan pasif," ujarnya.
Atau bisa disiasati dengan melakukan kegiatan saat menonton, misalnya tontonkan acara yang mengajak bergerak. Paula Morton, seorang guru dan ibu dari dua anak mengatakan tidak semua screen time itu buruk, anak lelakinya saja bisa belajar banyak dari menonton program soal dinosaurus.
"Dia nggak cuma duduk dan menonton. Ia jelas-jelas berpikir dan menggunakan otaknya. Aku tak tahu bagaimana caranya aku bisa memasak makan malam dan bebersih jika ia tak punya sesuatu untuk ditonton," kata Paula.(frp/up)
sumber : www.detikhealth.com