Berita
30 Orang Asli Papua Studi Banding ke Jogja
Sebanyak 30 orang pemilik tanah ulayat di Distrik Ulilin saat ini mengikuti kegiatan studi banding di Yogyakarta, Jawa Tengah.
Kepala distrik Ulilin, John Mehuzet Kayame, S.STP mengungkapkan, studi banding di Jogja dijadwalkan selama 3 bulan bekerjasama dengan dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Merauke.
"Kita persiapkan manajemen pengelolaan peserta koperasi masyarakat lokal di kawasan perusahaan, " tuturnya baru-baru ini.
Dikatakan, peserta pelatihan akan digilir. Saat ini mayoritas dari Kampung Kindiki dan Mandekman dari perwakilan koperasi PT BIA.
Selanjutnya dari kampung-kampung lain di area perusahaan kelapa sawit seperti PT. Korindo group, BCA, PAL, CBL dan Indocin di Distrik Ulilin juga mendapat giliran studi banding.
"Pelatihan ini sangat baik karena kita punya masyarakat Papua terbiasa budaya malas, sementara persaingan dengan masyarakat dari luar perbedaannya jauh. Disnaker beri pelatihan supaya pengelolaan koperasi bisa lebih baik, " tegas John.
Dimana koperasi itu dari CSR perusahaan. 20 persen plasma perusahaan yang diberikan kepada masyarakat pemilik ulayat.
"Harapannya, ketika masyarakat kembali dari Jogka. Perusahaan tidak melibatkan diri lebih hanya sekedar pengawasan. Mereka bisa sendiri mengelola koperasi itu, " tandasnya. (Hida)Sebanyak 30 orang pemilik tanah ulayat di Distrik Ulilin saat ini mengikuti kegiatan studi banding di Yogyakarta, Jawa Tengah.
Kepala distrik Ulilin, John Mehuzet Kayame, S.STP mengungkapkan, studi banding di Jogja dijadwalkan selama 3 bulan bekerjasama dengan dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Merauke.
"Kita persiapkan manajemen pengelolaan peserta koperasi masyarakat lokal di kawasan perusahaan, " tuturnya baru-baru ini.
Dikatakan, peserta pelatihan akan digilir. Saat ini mayoritas dari Kampung Kindiki dan Mandekman dari perwakilan koperasi PT BIA.
Selanjutnya dari kampung-kampung lain di area perusahaan kelapa sawit seperti PT. Korindo group, BCA, PAL, CBL dan Indocin di Distrik Ulilin juga mendapat giliran studi banding.
"Pelatihan ini sangat baik karena kita punya masyarakat Papua terbiasa budaya malas, sementara persaingan dengan masyarakat dari luar perbedaannya jauh. Disnaker beri pelatihan supaya pengelolaan koperasi bisa lebih baik, " tegas John.
Dimana koperasi itu dari CSR perusahaan. 20 persen plasma perusahaan yang diberikan kepada masyarakat pemilik ulayat.
"Harapannya, ketika masyarakat kembali dari Jogka. Perusahaan tidak melibatkan diri lebih hanya sekedar pengawasan. Mereka bisa sendiri mengelola koperasi itu, " tandasnya. (Hida)
