
Ka.Dinas Kesehatan Provinsi Papua Resmikan Klinik Bersalin Dan Pengobatan Hati Kudus
Klinik Bersalin Dan Pengobatan Asuhan Para Suster Tarekat Putri Bunda Hati Kudus (PBHK), secara resmi dibuka pengopesiannya di kota Merauke, Sabtu 26 Mei 2012 lalu. Momentum ini diawali dengan misa pemberkatan gedung dan barang-barang kudus yang berlangsung di pelataran Biara Suster PBHK Merauke.
Prosesi pemberkatan tersebut dipimpin langsung oleh Uskup Agung Merauke, Mgr. Nicolaus Adi Saputra, MSC. Seusai konselebrasi tersebut rangkaian acara dilanjutkan pengguntingan pita oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Drg. Joseph Rinta, M.Kes dan penandatanganan prasasti oleh Uskup Agung Merauke beserta jajarannya.
Peresmian klinik Bersalin dan Pengobatan tersebut, dihadiri oleh berbagai stakeholder dan segenap komponen masyarakat yang ada di Keuskupan Agung Merauke. Diantaranya kalangan para pastor, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Drg. Joseph Rinta, M.Kes dan Pelaksana tugas Sekertaris Daerah Kabupaten Merauke Drs. Daniel Panta serta ratusan umat di wilayah Keuskupan Agung Merauke.
Uskup Agung Merauke, Mgr. Nicolas Adi Saputra, MSC dalam khotbah misanya menekankan pelayanan kesehatan kepada masyarakat baik di klinik pengobatan maupun rumah sakit harus dilakukan secara menyeluruh. Pelayanan menyeluruh, menurut Uskup, mencakup tiga aspek, yakni aspek badan, jiwa dan roh. “Tidak hanya badan yang dilayani, jiwa dan roh pun harus dilayani. Klinik atau rumah sakit bukanlah bengkel yang melayani hanya hal-hal secara fisik, namun jiwa dan roh juga harus mendapatan sentuhan khusus. Tentunya sentuhan kasih perlu diterapkan,” sambung Uskup.
Ditambahkan, terapi yang dilakukan di Klinik “Bunda Hati Kudus” ini perlu bernafaskan pada ajaran Kristiani yakni penyembuhan luka batin menuju sukacita kekal, karena Tuhan sendirilah yang menyembuhkan umatnya. Pelayanan kepada orang sakit harus memancarkan aura kasih. Sehingga pasien akan merasakan dirinya sudah disembuhkan secara batin meskipun fisiknya masih sakit. Karena rumah berobat harus memancakan kasih kepada penghuninya.
“Tugas ini memang merupakan tanggung jawab moral yang dibebankan kepada para suster sebagai Abdi Allah. Karena tanggungjawab yang dimaksudkan tidak hanya ditujukan kepada diri sendiri atau pemerintah melainkan juga kepada Allah,”ujar Uskup.
0 komentar
belum ada komentar