Program Pendidikan Kesehatan Reproduksi Untuk SMA Mendapat Respon Baik Oleh DPRD
Program Pendidikan Kesehatan Reproduksi (Kespro) berbasis komputer untuk remaja di SMA “Dunia Remajaku Seru” (DAKU) untuk kegiatan ekstrakurikuler sekolah mendapat respon positif dari para Wakil Rakyat yang duduk di DPRD Merauke. Respon tersebut terungkap saat rapat dengar pendapat antara DPRD bersama KPA Merauke Yasanto, perwakilan SMA serta Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Merauke, Rabu 30 Mei 2012 di Ruang Sidang DPRD Merauke.
Menurut Betrix Rahawarin, Kepala Yasanto dan selaku Tim DAKU Merauke, DAKU adalah modul kurikulum kesehatan reproduksi remaja yang memanfaatkan teknologi informasi (komputer) sebagai pemberian informasi dan keterampilan, sehingga para guru dan siswa dapat mudah memahami materi pendidikan. Program ini digelar ke sekolah tingkat atas, yakni untuk memberikan edukasi reproduksi kepada remaja di usia 17 tahun. Dengan begitu, kata Betrix, DAKU akan menjadi tameng karena remaja secara langsung sudah mengerti akan efek positif dan negative dari fungsi alat reproduksi yang dimilikinya.
“Jadi tujuan pengajaran kespro tidak hanya memberikan aspek pengetahuan kepada siswa, tapi pengembangan sikap positif remaja serta memberdayakan keterampilan remaja dalam berkomunikasi, negoisasi, perencananaan dan pengambilan keputusan, serta menggunakan komputer,” katanya.
Sementara itu Anggota Komisi A, Heni Suparman SH yang juga selaku Sekretaris KPA Merauke membantu memaparkan, bahwa pendidikan reproduksi itu penting diajarkan kepada remaja khususnya yang sudah Tingkat Sekolah Menengah Atas. Bukan bermaksud untuk mengajak remaja ke arah yang negatif, namun DAKU itu tujuannya adalah menjelaskan apa sebenarnya fungsi dari alat reproduksi dan kapan waktunya alat itu harus digunakan. “Jadi jangan ada yang apriori dengan kehadiran DAKU ini, karena tujuannya sangat jelas bahwa remaja sudah harus mendapat pelajaran reproduksi. Dan pengajarnya sendiri bukan guru sembarangan tapi mereka yang sudah terlatih sehingga memberikan pemaparan yang tepat kepada siswa,”tuturnya.
Lebih jauh Heni yang sudah lama berkecimpung sebagai aktivis HIV dan AIDS ini, sangat membantu memberikan advokasinya kepada jajaran wakil rakyat lainnya. Ia kembali menjelaskan, modul Kespro DAKU perlu menjadi muatan lokal sehingga dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan siswa SMA dalam Kespro khususnya remaja putri untuk mencegah kehamilan saat masih bersekolah.
“ Kita tahu HIV dan AIDS salah satu akibatnya karena hubungan badan. Dan DAKU merupakan modul kurikulum pendidikan Kespro dimana materi pengajarannya dengan mengintegrasikan pendekatan HAM, perkembangan remaja dan komunikasi perubahan perilaku, sehingga memberikan pemahanan kepada remaja untuk tidak melakukan hubungan sebelum waktunya,”pungkas Heni
0 komentar
belum ada komentar