Peringati 114 Tahun Gereja Katolik Masuk Selatan Papua, Uskup Minta Pemerintah Utamakan Pendidikan
Uskup Administrasi Apostolik Keuskupan Agung Merauke, Mgr. Petrus Canisius Mandagi, M.S.C meminta kepada pemerintah daerah Kabupaten Merauke untuk lebih mengutamakan pendidikan di Merauke.
Hanya dengan pendidikan seseorang akan bisa kuasai masa depannya, terutama bagi generasi penerus. Jika pendidikan lemah, generasi muda akan kehilangan masa depan yang baik.
"Saya harap, bapak bupati Merauke 200 persen perhatikan pendidikan di sini. Saya sebagai uskup, saya akan garisbawahi pendidikan," tutur Mgr.Petrus Canisius Mandagi, M.S.C. dalam sambutannya pada perayaan peringati 114 tahun Gereja Katolik masuk Selatan Papua, Rabu (15/08) di Taman Patung Hati Kudus Yesus Bandara Mopah Merauke.
Di usia 114 tahun gereja Katolik masuk di Selatan Papua, menjadi refleksi bagi pemerintah dan umat, sudah berapa banyak orang Selatan Papua yang terdidik.
Ia juga memberikan peluang kepada para imam Projo dan M.S.C untuk ikut bergerak di dunia pendidikan. Imam-imam harus mendukung pendidikan, bikin satu kolese, buat pendidikan yang hebat, ucapnya.
Pernyataan di atas disampaikannya karena menurutnya dan berdasarkan fakta, di Kabupaten Merauke masalah pendidikan masih merupakan tantangan serius. Oleh karean itu, butuh satu terobosan guna menjawab penurunan angka buta huruf.
"Pendidikan sangat diuatamakan, selain di sekolah, pendidikan keluarga sangat penting, jangan keluarga hancur karena mabuk, perselingkukan, dll. Sesungguhnya, dari keluarga akan lahir orang-orang yang hebat dan imam-imam yang baik," tegasnya.
Lanjut Mgr. Petrus, setelah dirinya dipercayakan sebagai Uskup Adnimistrasi Apostolik di Kesukupan Agung Merauke, menggantikan Almarhum Uskup Mgr. John Philip Saklil, sekaligus menjabat sebagai Uskup Ambonia, selanjutnya akan menerapkan lima budaya di Keuskupan Agung Merauke.
Pertama, budaya clean (bersih) sebagai ciri khas dari gereja dan pastoran, menyangkut kebersihan hati dan kebersihan badan, pakaian, tempat tinggal dan lingkungan. Kedua, green (penghijauan), lingkungan yang hijau ditanami pohon supaya tidak gersang.
Ketiga, harmoni, meski berbeda tapi tetap ada sikap saling menghormati dan kerjasama yang baik. Keempat, smile (senyum) agar ada kedamaian dan kegembiraan dalam keberagaman. Selanjutnya, budaya kelima adalah disiplin.
"Mau maju tanpa disiplin, itu omong kosong. Kalau mau maju mesti disiplin, tepat waktu, jangan suka terlambat atau mengulur-ulur waktu," pungkasnya.
Kesempatan berikut, Bupati Merauke, Frederikus Gebze, menyampaikan masih banyak kekurangan yang perlu ditindaklanjuti di semua sisi pembangunan. Untuk itu, dibutuhkan kerja sama yang baik dalam program prioritas, khususnya pembangunan SDM masyarakat Merauke.
Memperingati 114 tahun gereja Katolik masuk Selatan Papua ditandai dengan perayaan Ekaristi Kudus yang dihadiri ribuan umat Katolik dari semua paroki. Hadir pula pejabat pemerintah, pimpinan atau perwakilan TNI, Polri, tokoh masyarakat, para imam, dan biarawati.
Sumber : Mc Kab. Merauke