20 Tahun Wahana Visi Indonesia Berkarya Di Merauke
Wahana Visi Indonesia (WVI) telah hadir dan melakukan program pengembangan berkelanjutan berbasis masyarakat selama 20 tahun di Merauke, sejak kedatangannya pertama kali di tahun 1999. Sebagai yayasan kemanusiaan fokus anak, WVI telah mendampingi puluhan ribu anak di Merauke.
WVI bersama masyarakat dan pemerintah bekerja bersama untuk terus membangun Merauke di bidang pendidikan dan kesehatan. Selama 20 tahun pendampingan WVI menjangkau masyarakat di 21 desa pada empat distrik, yakni, Merauke 11 desa, Semangga empat kampung, Naukenjeray tiga kampung, Malind tiga kampung dengan fokus pada kesehatan, pendidikan, prasarana dasar, dan pengorganisasian masyarakat.
"WVI secara resmi mulai masuk di Papua Pantai Kasuari, menyusul Boven Digoel dan kemudian Maro untuk wilayah Merauke pada tahun 1999. Dalam perjalanannya, WVI melihat tiga aspek yang perlu ditingkatkan dalam konteks masyarakat di wilayah Merauke, yaitu kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), standar pendidikan dan kualitas kesehatan disertai dengan tindakan pencegahan HIV AIDS," jelas Ruddy Koesnadi, Ketua Pembina Yayasan Wahana Visi Indonesia dalam sambutannya pada closing ceremony 29 tahun WVI berkarya di Merauke, Kamis (19/09) di Auditorium Merauke.
Dijelaskan, sejak tahun 1996 dengan melakukan program pengembangan di bidang pendidikan, intervensi dilakukan dengan mempersiapkan kebutuhan pendidikan anak dan memperbaiki institusi pendidikan. Kebutuhan pendidikan dalam hal ini adalah mulai dari menyiapkan alat tulis, seragam, peralatan olahraga. lapangan, ruang kelas yang menarik hingga pelatihan guru-guru. Anak-anak usia sekolah harus disiapkan untuk menjadi generasi penerus yang cerdas dan sehat melalui sejumlah program pengembangan.
Target yang hendak dicapai WVI tidak muluk-muluk yakni, semua anak bisa calistung (membaca-menulis-berhitung) dengan lancar dan menyelesaikan pendidikan dasar sembilan tahun seperti program pemerintah. Program ini dapat menjangkau 600 murid sekolah SD dan 500 murid SMP di empat sekolah percontohan di wilayah Merauke.
"Kami mendapatkan pendampingan dan pelatihan guru dari WVI, tentang MBS (Manajemen Berbasis Sekolah). Kami para guru belajar bagaimana agar anak-anak tidak takut datang ke sekolah. Ruang kelas kami tata sebaik dan seindah mungkin. Anak-anak duduk tidak depan-belakang lagi, tetapi melingkar. Jadi anak-anak belajar seperti sambil bermain. Anak-anak senang, karena mereka bebas berekspresi. Sampai sekarang sistem ini masih saya pakai di kelas," ujar Diana Samderubun, Kepala Sekolah SD Santa Theresia Kumbe yang mendapatkan dampingan dari WVI sejak tahun 2005.
Irene Marbun, Direktur Operasional WVI mengatakan, Wahana Visi Indonesia sungguh bersyukur untuk 20 tahun WVI di Merauke WVI selalu memegang kredo, mulai dari apa yang mereka miliki, karena itu kearifan lokal warga Papua dinilai sebagai potensi yang bisa digerakkan untuk maju. Potensi-potensi inilah yang didorong oleh WVI agar terjadi transformasi menuju perubahan yang lebih baik.
"Terima kasih untuk semua mitra WVI di Merauke mulai dari pemerintah daerah, masyarakat, keluarga dan anak-anak yang selama ini bergandengan tangan dengan WVI. WVI berharap setelah ini, Merauke akan terus maju dan semakin bertransformasi untuk kehidupan anak sepenuhnya."
Sekilas Mengenai Wahana Visi Indonesia (WVI) Wahana Visi Indonesia (WVI) adalah yayasan sosial kemanusiaan yang bekerja untuk membuat perubahan yang berkesinambungan pada kehidupan anak, keluarga dan masyarakat yang hidup dalam kemiskinan. WVI mendedikasikan diri untuk bekerjasama dengan masyarakat yang paling rentan tanpa membedakan agama, ras, etnis dan gender.
Pada Tahun 2019, WVI hadir di 52 titik wilayah di 14 provinsi di Indonesia melalui program pengembangan masyarakat dan program-program khusus lainnya. WVI melayani di sektor pendidikan, kesehatan, penguatan ekonomi dan perlindungan anak, dengan pendekatan pengembangan masyarakat jangka panjang, manajemen bencana, dan advokasi.