Peringati Hari Guru, Soleman Jambormias; Jangan Ada Pembodohan Terhadap Siswa
Peringati Hari Guru Nasional 2019, para guru diimbau laksanakan tugas secara baik dan benar, baik di kota, di kampung maupun pedalaman. Kebiasaan masuk kelas saat ujian harus dihilangkan, dan Proses Belajar Mengajar (PBM) harus berjalan. Jangan lagi ada pembodohan terhadap siswa.
Wakil Sekertaris PGRI Merauke, Solaeman Jambormias mengatakan, khusus di Papua, guru dicanangkan Melayani Tanpa Membedakan. Guru diharapkan melayani seluruh siswa tidak ada perbedaan warna kulit, suku, ras, agama atau perbedaan apapun.
"Tahun 2020 kita harap tidak terjadi pembodohan terhadap siswa, karena guru tidak laksanakan tugas, terkhusus guru ASN," jelas Wakil Sekertaris PGRI Merauke, Solaeman Jambormias, Senin (25/11) di Merauke.
Solaeman juga meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Merauke bertindak tegas kepada guru yang tidak jalankan tugas di tempat tugas, melalui pemotongan atau penahanan gaji, tunjangan dll.
Sementara Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Merauke, Mayela Yetorok, S.Pd mengatakan, selain tanggung jawab terhadap tugas guru, para guru perlu ada kerjasama dengan siswa dalam mensukseskan pendidikan.
Selaku kepala sekolah, ia menekankan pada guru di sekolah yang dipimpinnya untuk melaksanakan amanat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nadien Anwar Makarim pada puncak Peringati Hari Guru Nasional tahun 2019, Senin (25/11).
Seperti ini pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI pada Peringati Hari Guru 2019;
Saya ingin berbicara apa adanya, dengan hati yang tulus, kepada semua guru di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.
Guru Indonesia yang tercinta, tugas Anda adalah yang termulia sekaligus yang tersulit. Anda ditugasi untuk membentuk masa depan bangsa, tetapi lebih sering diberi aturan dibandingkan dengan pertolongan. Anda ingin membantu murid yang mengalami ketertinggalan di kelas, tetap waktu Anda habis untuk mengerjakan tugas administratif tanpa manfaat yang jelas. Anda tahu betul bahwa potensi anak tidak dapat diukur dari hasil ujian, tetapi terpaksa mengejar angka karena didesak berbagai pemangku kepentingan.
Anda ingin mengajak murid keluar kelas untuk belajar dari dunia sekitarnya, tetapl kurikulum yang begitu padat menutup pintu petualangan. Anda frustrasi karena Anda tahu bahwa di dunia nyata kemampuan berkarya dan berkolaborasi akan menentukan kesuksesan anak, bukan kemampuan menghafal.
Anda tahu bahwa setiap anak memiliki kebutuhan berbeda, tetapi keseragaman telah mengalahkan keberagamaan sebagai prinsip dasar birokrasi. Anda ingin setiap murid terinspirasi, tetapi Anda tidak diberi kepercayaan untuk berinovasi.
Saya tidak akan membuat janji-janji kosong kepada Anda. Perubahan adalah hal yang sulit dan penuh dengan ketidaknyamanan. Satu hal yang pasti, saya akan berjuang untuk kemerdekaan belajar di Indonesia. Namun, perubahan tidak dapat dimulai dari atas, semuanya berawal dan berakhir dari guru. Jangan menunggu aba-aba, jangan menunggu perintah, ambillah langkah pertama.
Besok, di mana pun Anda berada, lakukan perubahan kecil di kelas Anda. Ajaklah kelas berdiskusi, bukan hanya mendengar. Berikan kesempatan kepada murid untuk mengajar di kelas, cetuskan proyek bakti sosial yang melibatkan seluruh kelas, temukan suatu bakat dalam diri murid yang kurang percaya diri. Tawarkan bantuan kepada guru yang sedang mengalami kesulitan. Apa pun perubahan kecil itu, jika setiap guru melakukannya secara serentak kapal besar bernama Indonesia ini pasti akan bergerak.