Kunjungan Wamen PUPR, Jembatan TWW Akan Punya Kembar yang Lebih Bagus
Jembatan Maro atau Tujuh Wali-Wali (TWW) menjadi salah satu kebanggaan masyarakat Kabupaten Merauke, sebab merupakan salah satu jembatan terpanjang di Tanah Papua. Jembatan rangka baja sepanjang sekitar 565 meter tersebut melintas di atas Sungai Maro. Dan merupakan urat nadi penting yang menghubungkan dari Kota Merauke dengan beberapa distrik sekaligus seperti Kumbe, Semangga, Tanah Miring, dan Jagebob.
Jembatan TWW untuk pertama kali sejak 1997 menjadi perhatian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat (PUPR) setelah ditinjau oleh Wakil Menteri PUPR, Jhon Wempi Wetipo, SH.,MH, Selasa (1/12).
Secara dekat, Wempi Wetipo didampingi Kepala Balai PJN XX Merauke Sefnat Womsiwor,ST ,MT dan Kepala Satker Jalan Nasional Franky Edwin langsung meninjau jembatan dari atas speed boad kepunyaan Lantamal IX Merauke. Wetipo lalu mengatakan usia bangunan Jembatan TWW sudah cukup tua, sehingga perlu ada antisipasi akses utama penghubung Kota Merauke ke beberapa wilayah di Kabupaten Merauke agar tidak sampai terputus. “Jembatan sudah berusia 23 tahun, dari sisi struktur jembatan sudah terlalu tua. Jangan sampai ini akses utama kemudian terjadi sesuatu dan terputus,” ujar Wempi Wetipo.
Rancangan konstruksi untuk jembatan sudah di mulai, guna percepatan pengalokasian anggaran ditahun 2021. “Dengan peninjauan kemarin semoga kita sudah bisa buat visibilitis kemudian DED nya cepat selesai, supaya di tahun depan bisa dialokasikan dana nya,” ujar Wamen.
Rancangannya, kata Wamen, akan didirikan jembatan baru tepat di sebelah jembatan TWW. “Jadi nanti akan dibuat jembatan baru disampingnya. Bangunan lama tetap ada, tetapi itu akan jadi alternative, tapi harus lebih bagus. Sebab di Jayapura ada jembatan merah, di sini pun harus ada jembatan yang bagus sebagai ikon Papua Selatan,” kata Wamen. Ditambahkan, pekerjaan besar tersebut sedianya akan di upayakan rampung sebelum masa jabatan Presiden Joko Widodo akan habis. “Yang jelas itu bentangannya kurang lebih sekitar 600 meter, saya fikir dengan bentangan seperti itu 2 tahun bisa tuntas. Sebelum saya berakhir di PUPR hal - hal besar begini bisa kita tuntaskan. Karena ini tugas saya, sebab di Perpres 27 Tahun 2020 diberikan amanat buat saya untuk pengendalian infrastruktur di Papua dan Papua Barat. Setidaknya ada berkat besar yang bisa kita kerjakan karena selama ini ada yang diabaikan,” pungkas Wamen.
Jembatan Maro atau Tujuh Wali-Wali (TWW) menjadi salah satu kebanggaan masyarakat Kabupaten Merauke, sebab merupakan salah satu jembatan terpanjang di Tanah Papua. Jembatan rangka baja sepanjang sekitar 565 meter tersebut melintas di atas Sungai Maro. Dan merupakan urat nadi penting yang menghubungkan dari Kota Merauke dengan beberapa distrik sekaligus seperti Kumbe, Semangga, Tanah Miring, dan Jagebob.
Jembatan TWW untuk pertama kali sejak 1997 menjadi perhatian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat (PUPR) setelah ditinjau oleh Wakil Menteri PUPR, Jhon Wempi Wetipo, SH.,MH, Selasa (1/12).
Secara dekat, Wempi Wetipo didampingi Kepala Balai PJN XX Merauke Sefnat Womsiwor,ST ,MT dan Kepala Satker Jalan Nasional Franky Edwin langsung meninjau jembatan dari atas speed boad kepunyaan Lantamal IX Merauke. Wetipo lalu mengatakan usia bangunan Jembatan TWW sudah cukup tua, sehingga perlu ada antisipasi akses utama penghubung Kota Merauke ke beberapa wilayah di Kabupaten Merauke agar tidak sampai terputus. “Jembatan sudah berusia 23 tahun, dari sisi struktur jembatan sudah terlalu tua. Jangan sampai ini akses utama kemudian terjadi sesuatu dan terputus,” ujar Wempi Wetipo.
Rancangan konstruksi untuk jembatan sudah di mulai, guna percepatan pengalokasian anggaran ditahun 2021. “Dengan peninjauan kemarin semoga kita sudah bisa buat visibilitis kemudian DED nya cepat selesai, supaya di tahun depan bisa dialokasikan dana nya,” ujar Wamen.
Rancangannya, kata Wamen, akan didirikan jembatan baru tepat di sebelah jembatan TWW. “Jadi nanti akan dibuat jembatan baru disampingnya. Bangunan lama tetap ada, tetapi itu akan jadi alternative, tapi harus lebih bagus. Sebab di Jayapura ada jembatan merah, di sini pun harus ada jembatan yang bagus sebagai ikon Papua Selatan,” kata Wamen. Ditambahkan, pekerjaan besar tersebut sedianya akan di upayakan rampung sebelum masa jabatan Presiden Joko Widodo akan habis. “Yang jelas itu bentangannya kurang lebih sekitar 600 meter, saya fikir dengan bentangan seperti itu 2 tahun bisa tuntas. Sebelum saya berakhir di PUPR hal - hal besar begini bisa kita tuntaskan. Karena ini tugas saya, sebab di Perpres 27 Tahun 2020 diberikan amanat buat saya untuk pengendalian infrastruktur di Papua dan Papua Barat. Setidaknya ada berkat besar yang bisa kita kerjakan karena selama ini ada yang diabaikan,” pungkas Wamen.
Sumber : Papua Selatan Pos