Bantuan Program Mendikbudristek Untuk Sekolah YPPK Merauke Sangat Bermanfaat
Ketua Yayasan YPPK Merauke, Pastor Aloysius Kelbulan, Pr
Merauke - Empat program Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) yang ditujukan kepada tenaga pendidik dan siswa dirasakan sangat bermanfaat
Bantuan program Mendikbudristek ini dinilai mampu mendorong pengembangan sekolah dan pendidikan di Yayasan Pendidikan Persekolahan Katolik (YPPK) Kabupaten Merauke, Papua Selatan.
Empat program tersebut sekolah penggerak, guru penggerak, kepala sekolah penggerak dan organisasi penggerak. Khusus program organisasi penggerak, ada 12 sekolah YPPK Merauke yang mendapatkan kesempatan menerima program Mendikbudristek yaitu 5 TK, 5 SD dan 2 SMP. Untuk TK yang terpilih adalah TK Bernadette, TK Maria Goreti, TK St. Maria Kelapa Lima, TK Yolenta Kampung Baru dan TK Gudang Arang. Lalu ada SD Budi Mulia, SD St. Agustinus Bampel, SD St. Theresia Buti, SD Michael dan SD St. Xaverius 1 serta SMP Michael dan SMP Jhon XXIII.
Ketua YPPK Merauke, Pastor Aloysius Kelbulan, Pr menyampaikan, YPPK Merauke masuk dalam konsorsium yang ambil program organisasi penggerak tetapi konsorsium besar ada di dalam Yayasan Sekolah Bruder yang mewadahi beberapa yayasan YPPK di beberapa daerah di Indonesia.
"Program ini berjalan selama tiga tahun dibiayai oleh kementerian dan di tahun terakhir 2023 akan diberikan sertifikat dari Kementerian Pendidikan oleh Bapak Nadiem Anwar Makarim," terang Pastor Alo.
Tiga tahun berjalan dilakukan pengembangan literasi dan numerasi untuk sekolah-sekolah sasaran yang letaknya ada di pinggiran maupun di tengah kota. Begitu juga untuk guru dan kepala sekolah berpartisipasi aktif dalam era industri 4.0 dan 5.0.
Ada banyak hal juga yang sudah dilakukan yaitu pelatihan leadership holistik tentang kepala sekolah, terutama iman sekolah Katolik, dan kurikulum merdeka belajar. Masuk tahun ketiga akan fokus pada literasi digital dan ITE dengan harapan akan menambah pengetahuan ITE guru untuk membantu dalam proses belajar mengajar.
"Kami sendiri merasa program ini sangat membantu untuk guru, kepala sekolah, anak, siswa-siswi kami kini sudah ada kemajuan selama tiga tahun. Harapan kami tetap ada lanjutan, tidak hanya sampai di sini," ungkap Pastor Alo.
Keuntungan lain yang diperoleh dari program kementrian Pendidikan, bahwa usai mengikuti program ini akan mendapatkan
e-sertifikat yang selanjutnya sebagai jaminan kepada guru-guru untuk dilantik menjadi kepala sekolah.
Senada, juga disampaikan Kabid Pengembangan Kurikulum Dinas Pendidikan Kabupaten Merauke, Paschalis Tethool kepada wartawan, Kamis (27/7/2023) di ruang kerjanya.
Program organisasi penggerak dinilai membantu adanya peningkatan kualitas pada sekolah sasaran di Selatan Papua. Berdasarkan pengamatan Dinas Pendidikan Merauke, implementasi kurikulum merdeka berjalan baik dengan hadirnya dukungan Mendikbudristek.
"Sekolah yang sudah mendapatkan program ini diharapkan akan menjadi contoh dan menularkan ilmu ke sekolah lain. Dan kalau boleh saya mengusulkan, tidak ada batasan bagi sekolah yang sudah masuk salah satu program, sekolah yang sama boleh mengikuti program lainnya sebab manfaatnya sangat bagus," pinta Paschalis.
Dia menepis keluhan masyarakat yang menyatakan kalau guru lebih banyak belajar daripada siswa. Sesungguhnya menurut Paschalis bahwa perubahan mindset harus dimulai dari kepala sekolah dan guru-guru.
"Guru yang terus belajar adalah guru yang pantas mengajar, maka tugas utama guru adalah terus belajar. Hasil belajar guru itulah yang kemudian dipersembahkan ke anak-anak sesuai dengan perkembangan anak. Jadi kalau guru tidak belajar, dia tidak bisa bikin apa-apa," pungkasnya.
Sebagai jawaban atas keluhan masyarakat tersebut, Kabid Kurikulum Paschalis Tethool mengusulkan supaya implementasi kurikulum merdeka kalau boleh tidak membebani guru dengan administrasi pembelajaran yang menumpuk, sehingga guru kehabisan waktu dan tenaga untuk mempersiapkan administrasi ketimbang menemani anak-anak.(Get)