Provinsi Papua Selatan Canangkan Pekan Imunisasi Nasional Polio
Sekda Provinsi Papua Selatan didampingi Direktur Pengelolaan Imuninasi Kementerian Kesehatan RI memberi tetesan vaksin polio kepada anak-anak perwakilan di Merauke
Merauke - Pemerintah Provinsi Papua Selatan Senin (27/5/2024) mencanangkan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio, ditandai dengan pemberian tetesan kepada perwakilan anak di TK St. Maria Fatima Kelapa Lima Kabupaten Merauke.
Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Provinsi Papua Selatan dr. Herlina mengatakan dengan adanya kejadian 1 kasus polio di Kabupaten Asmat dan Kabupaten lain di tanah Papua sehingga tanah Papua ditetapkan sebagai status KLB (Kejadian Luar Biasa) polio di 2024 ini.
"Sehingga, pencanangan Polio di Provinsi Papua Selatan adalah salah satu tindakan imunisasi yang harus dilakukan terhadap anak-anak usia 0-7 tahun. Sasaran yang digunakan dalam dua tahap dengan empat putaran yakni vaksin NOPV2 dan DOPV dilakukan sesuai jadwal putaran yang ditetapkan," terang dr Herlina dalam laporan panitianya.
Sementara itu, sasaran masing-masing kabupaten di Papua Selatan Kabupaten Merauke 44956 anak, Boven Digoel 16.060 anak, Mappi 25.760 anak dan Asmat 33.146 anak usia 0-7 tahun. Target capaian imunisasi polio untuk Papua Selatan adalah 95 persen.
Pencanangan PIN Papua Selatan dipusatkan di TK St. Maria Fatima Kelapa 5 Kabupaten Merauke dan di waktu yang sama dilaksanakan juga di Kabupaten Boven, Mappi dan Asmat. Usai pencanangan akan dilanjutkan dengan pemberian vaksin polio di puskesmas, dan posyandu di Kabupaten masing-masing.
Dalam pencanangan dihadiri Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes dr. Prima Yosephine B.Y. Hutapea, MKM. Ia menyampaikan apresiasi atas upaya yang dilakukan Pemprov untuk pencanangan polio dalam rangka memproteksi kesehatan terhadap anak-anak Indonesia di Papua Selatan. Dikatakan, salah satu faktor yang mengakibatkan tidak tercapainya vaksin polio adalah ketika Indonesia menghadapi masa Pandemi Covid-19.
Akibatnya, Indonesia masuk sebagai negara beresiko tinggi terpapar polio yang terus dialami mulai 2022 di Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan 2024 di Papua Tengah, Papua Pegunungan dan Papua Selatan. Padahal, Negara Indonesia bersama dengan negara lain di regional Asia sebenarnya sudah dapat status bebas polio, namun dengan adanya kasus baru maka diselenggarakan secara total Pekan Imunisasi Nasional di Indonesia.
"Oleh karena itu, kita akan selenggarakan PIN ada dua tahap, tahap pertama di Papua untuk enam provinsi, sisanya 27 provinsi yakni pada bulan Juni dengan sasarannya anak-anak usia 0-7 tahun," pungkas Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes.
"Kami berharap tidak ada satu anak pun yang terlewatkan untuk melakukan imunisasi ini. Dan harapan kami, Papua Selatan sebagai provinsi baru akan menunjukan kinerja sehingga bisa menjadi motivasi untuk Provinsi lain di Papua. Pekerjaan kita tidak berhenti di PIN tentu tidak mau ada KLB lain sesudah Polio, supaya anak kita tetap sehat, kuat untuk melanjutkan tongkat estafet bagi pembangunan bangsa ini," sambungnya.
Sekda Papua Selatan Drs. Maddaremmeng mengatakan polio merupakan penyakit menular dan berbahaya hingga menyebabkan kelumpuhan total kepada anak di usia 1-7 tahun. Dikatakan, pada tahun 2014 Indonesia merupakan negara yang bebas polio, tetapi menurutnya mungkin ada permasalahan dalam kesehatan sehingga tidak disiplin vaksinasi polio.
"Kalau kita disiplin vaksinasi pasti kita bebas polio. Dulu ada target-target untuk divaksin polio, kenapa muncul kembali, berarti ada persoalan kedisiplinan dalam mengelola lingkungan dan imunisasinya. Di samping kita mensukseskan imunisasi dengan target 119.922 anak yang harus di imunisasi lengkap yakni empat kali ada tetes dan suntik, harus dipikirkan strateginya seperti apa dan perlu sosialisasi meluas sebagai pencegah," pungkas Sekda Maddaremmeng.
"Saya berharap Papua Selatan bisa menjadi contoh dan bisa kita laksanakan, kalau bisa kita laksanakan pasti anak-anak kita akan terhindar dari polio. Perlu kerjasama yang baik semua pihak karena saat ini ada 1 di Asmat terkena polio dan 11 anak lagi di daerah Papua lain yang sudah positif tapi blm lumpuh," tutup Sekda Papua Selatan.(Get)