Merauke Disiapkan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Timur Indonesia
KBRN, Jakarta: Kementerian Pertanian (Kementan) bakal menjadikan Kabupaten Merauke sebagai pusat ketahanan pangan di Kawasan Timur Indonesia. Upaya ini dilakukan melalui program optimasi lahan (Opla) yang mencakup modernisasi pertanian di lahan seluas 40.000 hektar.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan, Merauke memiliki potensi lahan pertanian mencapai 1,2 juta hektar. Sebanyak 67.612,49 hektar telah dimanfaatkan untuk tanaman pangan dan hortikultura, dengan luas baku sawah mencapai 42.328,42 hektar.
"Luas baku sawah tersebut setiap tahun rata-rata luas tanam 63.000 hektar. Indeks pertanaman 1,7," ucap Mentan, Amran Sulaiman dalam keterangannya, Kamis (30/5/2024).
Mentan menyoroti bahwa potensi optimasi lahan rawa di Merauke mencapai 44.711 hektar. Lahan itu tersebar di tujuh distrik utama.
Distrik Jagebob seluas 5.060 ha, Distrik Kurik seluas 12.742 ha, Distrik Malind seluas 6.186 ha dan Distrik Merauke seluas 1.686 ha. Kemudian Distrik Naukenjerai 261 ha, Distrik Semangga seluas 7.027 ha dan Distrik Tanah Miring seluas 11.746 ha.
"Sementara akan kita targetkan 40.000 ha di Merauke, secara bertahap target tersebut akan kita capai dengan optimasi lahan dan mekanisasi pertanian. Sehingga pertanaman yang hanya satu kali dalam setahun bisa bisa ditingkatkan menjadi 2-3 kali dalam setahun," kata Mentan.
Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil, menambahkan, pihaknya menyediakan alsintan sebanyak 330 unit untuk tujuh distrik tersebut. Alat-alat tersebut mencakup TR4 sebanyak 200 unit, TR2 sebanyak 30 unit, pompa air 80 unit, dan RT sebanyak 20 unit.
"Saat ini telah dilakukan olah tanah di Kampung Ngguti Bob, Distrik Tanah Miring, menggunakan alsintan yang telah kami alokasikan. Kegiatan ini meliputi normalisasi saluran dan pengolahan lahan pada lahan rawa pasang surut dengan menggunakan TR 4," kata dia.
Ali menjelaskan, sawah di Merauke umumnya menggunakan sistem polder mini. Kemudian dikelilingi tanggul dan pematang, dengan sirkulasi air menggunakan pompa.
Pompanisasi ini berfungsi untuk mengurangi genangan di sawah pada musim hujan. Termasuk mengisi air dari saluran sekunder ke dalam sawah pada musim kering.
Lebih lanjut ia mengatakan, sebagian lahan di Merauke masih memiliki indeks pertanaman 100 (IP100). Sebab pasokan air yang terbatas dan aksesibilitas yang kurang memadai.
"Maka salah satu solusinya adalah dengan normalisasi saluran atau penempatan pompa air yang berkapasitas besar untuk mempercepat pengaliran air dari intake dan estafet pada saluran yang jauh dari intake. Demikian juga pada musim hujan untuk mempercepat drain dari area sawah ke saluran pembuang," ujarnya.