Perenang dari Asmat Raih Medali Perak di Peparnas Jawa Tengah, Ini Dia Sosoknya
Petrus Birif (kenakan jaket merah-putih) saat menerima medali di podium kehormatan
Metro Merauke – Perlombaan cabang olahraga (Cabor) Para Renang Peparnas XVII di Solo, Jawa Tengah telah digelar, Jumat (11/10/2024). Kolam Renang Intan Tari menjadi saksi keberhasilan atlet Papua Selatan, Petrus Wis Birif.
Arena lomba sudah ramai sejak beberapa waktu sebelum kegiatan berlangsung. Dengan cuaca Jumat pagi di Kota Surakarta itu cukup cerah, ikut mendukung jalannya perlombaan.
Pertandingan berlangsung seru, tiga atlet dari Provinsi Kalimantan Timur, Papua Selatan, dan Kalimantan Selatan tampak cukup menonjol dari dua peserta lainnya yang mewakili provinsi Jawa Barat dan Kalimantan Barat.
Hingga akhirnya pria kelahiran Sumsagar, Asmat, 1 Juli 1984 itu harus mengakui keunggulan atlet Kalimantan Timur, Januari. Sedangkan Petrus Birif harus puas diposisi Runner up, dengan catatan waktu 1:27.20 membuatnya dianugerahi medali perak, sedangkan lawannya Marjani dari Kalimantan Selatan mendapat perunggu dengan catatan waktu 1:29.42.
Petrus Birif atlet para renang sekaligus Ketua NPCI Papselsaat diwawancarai didampingi Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi NPCI Papsel, Peltu Deni Zulkarnaen
Tak banyak yang tahu, Petrus panggilan akrabnya, sehari-hari sebagai pemangkas rumput telah dikaruniai dua anak. Dengan prestasinya dan perhatian terhadap atlet Paralimpiade, dia didapuk sebagai Ketua Nasional Paralympic Comitte Indonesia (NPCI) Papua Selatan.
Kepada Metro Merauke, Petrus Birif berbagi cerita kegigihannya ketika mengikuti pertandingan Cabor Para Renang di Peparnas XVII Solo, Jawa Tengah.
Pria jebolan Politeknik Yasanto Merauke, Papua Selatan, tidak pernah menyangka, dari hobinya berenang sedari masih bocil telah membawanya menjadi atlet Paralimpiade berprestasi yang telah tampil berkali-kali di kancah nasional.
“Daerah Asmat dikelilingi sungai, membuat kita sejak kecil sudah terbiasa bersahabat dengan air dan berenang ala kampung,” tuturnya.
Sebagai pria yang menyukai tantangan, Petrus pun terus berlatih kemampuan renangnya lebih dalam dengan mempelajari teknik-teknik renang.
Terbukti, Peparnas XVI di Papua, dia berhasil meraih emas dan berhak mendapat bonus dengan nilai fantastis. “Minta maaf, di Peparnas XVII di Solo, Jawa Tengah, saya hanya mampu menyumbang perak untuk kontingen Papua Selatan,” ujarnya.
Belajar dari pengalaman dan kegigihan, Petrus Birif berbagi kunci utama pengembangan diri sebagai atlet Paralimpiade. Adalah disiplin dan sabar dalam proses berlatih hingga meraih prestasi.
Kedepan, katanya, NPCI Papsel perlu berbenah dan mempersiapkan diri lebih optimal di Peparnas XVII.