SMKN 1 Sota Terima 55 Siswa Asal PNG
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) I Sota yang terletak di perbatasan Merauke RI dan PNG yang berstatus sebagai sekolah perbatasan menerima 55 siswa baru asal PNG, pada ajaran baru tahun ini. Tentang penerimaan 55 anak-anak perbatasan asal PNG tersebut diungkapkan Kepala SMKI Sota, Drs Kalvin Saya, di temui di Merauke, Selasa (5/7), kemarin.
Menurut Kalvin, 55 anak asal PNG yang masuk ke SMKN Sota tersebut, 20 diantaranya dari Kampung Sugi PNG, belakang Kampung Bupul, Distrik Elikobel, Merauke. Sedangkan 35 lainnya berasal dari sekitar Kampung Mohead-PNG.
‘’Kemarin sudah 10 yang datang daftar ke kita, sekaligus dengan orang tuanya lalu menanyakan apakah SMKN Sota masih menerima anak-anak asal PNG. Saya katakan ke mereka, kami welcome saya dan untuk anak-anak asal PNG kami tetap terima. Lalu mereka katakan dari sekitar Mohead ada sekitar 35 yang akan mendaftar. Sedangkan sebelumnya dari Sugi sudah mendaftar 20 orang,’’ kata Kalvin. Dikatakan, tahun ini pihkanya hanya menerima 100 siswa, dimana 40 siswa asal Indonesia dengan target lulusan SMP Erambu, SMP Sota dan Muting serta dari Merauke sendiri. Jumlah yang terbatas ini lanjut Kalvin karena pihaknya sesuaikan dengan ruangan yang ada dimana setiap kelas hanya terdiri dari 20 anak.
‘’Kalau lebih dari itu kita akan cukup repot, karena anak-anak dari PNG ini paling tidak sekitar 6 bulan bersosialisasi terutama menyangkut dari segi bahasa,’’ jelasnya. Pada tahun ini juga ungkap Kalvin sebanyak 6 siswa asal PNG telah diluluskan dari SMK Sota tersebut dan semuanya akan melanjutkan ke Sekolah Tinggi Pertanian Yasanto Merauke.
Disinggung soal biaya pendaftaran, Kalvin mengaku selama ini pihaknya tidak memungut biaya pendaftaran dari anak-anak yang masuk ke SMK Sota. ‘’Tapi peran orang tua khususnya anak-anak dari PNG tersebut kita butuhkan mungkin bisa membawakan umbili untuk anak-anak mereka sebagai perhatian orang tua kepada anak mereka yang ada belajar di Indonesia. Karena selama ini kita soal biaya hidup mereka kita berusaha untuk bagaimana ada pihak lain selain pemerintah yang membantu,’’ jelasnya.
Dikatakan, 55 anak asal PNG yang diterima tersebut seluruhnya akan masuk asrama sekolah yang ada dalam kompleks sekolah.
(sumber: cepos)