
Presiden Jokowi Setuju Pembukaan Lahan Seluas 1,2 Juta Hektar di Merauke
Merauke, InfoPublik- Presiden Jokowi menyetujui pembukaan lahan seluas 1,2 juta hektar menjadi lahan pertanian, khususnya persawahan setelah mendengarkan paparan dari Bupati Merauke Drs Romanus Mbaraka, MT tentang potensi lahan pertanian di Merauke. Karena itu, Presiden memberikan jangka waktu selama 3 tahun kepada Kementerian terkait, dalam hal ini Menteri PU dan Menteri Pertanian, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten Merauke untuk kerja sama membangun berbagai fasilitas tersebut yang dimulai tahun ini.
Hal ini disampaikan Presiden Jokowi, saat melakukan melakukan panen raya di Merauke di lahan PT Parama Pangan Papua, sistem pertanian yang menggunakan mekanisasi, Dusun Wapeko-Kampung Ivimahat Distrik Kurik-Merauke,Papua, Minggu (10/5).
Menurut Presiden, dirinya telah mendengar dan mendapatkan informasi terkait potensi pertanian di Merauke dimana ada kurang lebih 4,6 juta hektar lahan yang posisinya datar yang memungkinkan untuk dibuat sawah. Lalu dirinya, jelas Presiden memerintahkan untuk dilakukan identifikasi lagi. Setelah diidentifikasi yang bisa dimungkinkan adalah seluas 2,5 juta hektar untuk dapat dikerjakan untuk sawah.
‘’Tapi yang paling siap adalah 1,2 juta hektar yang bisa mulai dikerjakan,’’ kata Presiden di hadapan ratusan petani saat dialog. .
Dirinya, kata Presiden, harus jauh-jauh datang dari Jakarta ke Dusun Wapeko tersebut karena ingin melihat sendiri keadaan lapangannya seperti apa. Biar pada saat memutuskan itu benar. Harus betul dan bermanfaatkan bagi masyarakat di Merauke. Jangan sampai keliru. Karena untuk mengolah dan menggarap lahan seluas 1,2 juta hektar tersebut membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Triliunan rupiah.
‘’Oleh sebab itu, saya sampaikan ada investor dan ada juga dari Negara melalui BUMN untuk membawa uang , traktor, benih, dan pupuk,’’ katanya.
Dirinya, lanjut Presiden, telah bertanya ke Bupati Merauke Drs Romanus Mbaraka, cara pembagian jika dikerjakan investor seperti yang dilakukan oleh PT Parama Pangan Papua.
Kerja sama dengan PT Parama Pangan Papua, kata Presiden, pembagiannya dilakukan dengan cara dengan 70:30, dimana hasilnya 70 persen untuk perusahaan dan 30 persen untuk masyarakat pemilik hak ulayat. Dimana, pemilik hak ulayat tidak kehilangan tanahnya, tapi mendapatkan hasil setiap panennya dan lebih dari itu masih dipekerjakan di lahan tersebut.
Menurut Presiden, dengan lahan seluas 1,2 juta hektar itu tidak mungkin dikerjakan dengan tangan. Tapi harus dengan mesin yang menurutnya belum ada di Indonesia tapi baru pertama kalinya ada di Merauke nanti.
‘’Di coba dan harus berhasil. Saya tidak tahu dan saya akan datangi terus ke Desa Wapeko. Jangan sampai keinginan kita semua gagal. Harus berhasil,’’ katanya.
Dikatakan, jika 1,2 uta hektar tersebut berhasil diolah dengan panen 3 kali dalam setahun, maka hasil yang akan diperoleh sebanyak 60 juta ton/tahun. Yang berarti sama dengan produksi beras seluruh Indonesia
‘’Bayangkan kalau ini berhasil dan harus berhasil. Maka rakyat di Merauke akan makmur. Tapi sekali lagi harus sungguh-sungguh kerja keras semuanya,’’ katanya.
Presidenpun kemudian memberi tenggang waktu selama 2 tahun kepada Menteri Pertanian namun oleh Menteri Pertanian menawarkan untuk jangka waktyu 3 tahun.
‘’Saya akan lihat perkembangannya dan 3 tahun harus tercapai. Itu juga jumlahnya rampung. Dan kita harapkan beras yang disini komoditas ekspor sehingga ada ketergantungan di Merauke dan Indonesia karena prosuksinya sangat besar,’’ katanya.
Iapun mengharapkan dukungan dari semua pihak, mulai dari tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat dan seluruh stakeholder yang ada di Merauke ntuk mensukseskan cita-cita besar ini.
‘’Lahan 4,6 juta hektar bukan sebuah mimpi. Tapi keinginan dan kerja keras kita itulah nantinya bisa terwujud atau tidak dan itu berada di tangan kita semua. Karena itu, saya sekali lagi titip mari kita kerja keras dan nanti kita lihat hasilnya dalam waktu 3 tahun ini. saya menyakini itu akan memakmurkan rakyat,’’ harapnya.
Dari 1,2 juta hektar itu, jelas Presiden, akan langsung dibuka sekitar 7.000 hektar serta membuka berbagai infrastrukturnya diantaranya irigasinya.
“Kira-kira untuk irigasinya tahun ini dibangun untuk sekitar 7.000 hektar,’’ jelasnya dalam sesi Tanya jawab dengan wartawan.
Selain pembukaan lahan 1,2 juta hektar, Presiden juga setuju untuk menjadikan Merauke sebagai pusat pembenihan dan pusat penelitian pertanian serta kemungkinan besar Merauke akan dijadikan sebagai kawasan khusus pangan atau pertanian.
‘’Ini payung hukumnya ada. Karena menyangkut jangka panjang,’’ kata Presiden.
Sementara untuk pendirian pabrik pupuk seperti yang diusulkan Bupati Merauke, Presiden mengaku akan melihat terlebih dahulu tambang gas yang ada di PNG sebagai bahan dari pembuatan pupuk tersebut.
Sementara itu, Bupati Merauke Drs Romanus Mbaraka menjelaskan, pengembangan sawah baru di Merauke diinisasi Pemerintah Kabupaten Merauke bekerja sama dengan kalangan usaha, perguruan tinggi, lembaga penelitian dan masyarakat pemilik hak ulayat.
Studi atau kajian pembukaan sawah baru di Merauke sudah dilakukan oleh kalangan perguruan tinggi yakni UGM Yogjakarta dan Universitas Indonesia. Studi ini dilakukan secara konfrehensif mencakup berbagai aspek seperti kesesuaian lahan, konstyribusi terhadap perekonomian nasional, perekonomian daerah, termasuk masyarakat, social, lingkungan dan sebagainya.
Menurut Bupati Romanus Mbaraka, berdasarkan hasil penelitian tersebut mneyimpulkan bahwa lahan di Merauke cocok untuk pengembangan pertanian padi skala luas dengan berbagai persyaratan yang harus dipenuhi diantaranya irigasi, ketersediaan infrastruktur seperti jalan dan jembatan, transportasi untuk alur bahan baku dan hasil produksi, ketersediaan sarana produksi pertanian berupa benih, pupuk, alat mesin pertanian.
Karena itu, kepada Presiden Jokowi, Bupati Romanus memohon untuk dapat didirikan sejumlah fasilitas, diantaranya pabrik pupuk di Merauke, menjadikan Merauke sebagai pusat pembenihan nasional, menjadikan Merauke sebagai pusat penelitian pertanian, membangun waduk di sungai Bian dan Sungai Kumbe, pembangunan irigasi primer, sekunder dan tersier dan pengadaan alat-alat alsinta.
Presiden Jokowi sendiri, tiba dengan pesawat Kepresidenan di Bandara Mopah Merauke dari Jayapura Minggu (10/5) sekitar pukul 10.00 WIT. Setelah istirahat sejenak di VIIP Room Bandara Mopah Merauke, Presiden bersama Ibu Negara dan rombongan langsung menuju ke Dusun Wapeko tempat panen raya.
Sekitar pukul 12.00 WIT, Presiden dan rombongan tiba di tempat panen raya . Presidenpun langsung menuju mesin perontok padi yakni Hasvester Kombaine yang sudah disiapkan. Setelah melakukan panenan secara simbolis dengan mesin perontok padi itu, Presiden kemudian meninjau alat permesin lain yang digunakan untuk menanam dengan sistem demplot.
Selanjutnya, melepas sekitar 10.000 ikan ke long stroge sepanjang 8 kilometer. Setelah itu, kemudian berdialog dengan para petani yang menunggunya sejak pagi di tempat tersebut. Setelah berdialog, sekitar pukul 14.00 WIT, Presiden Jokowi dan rombongan meninggalkan tempat acara. Dalam kunjungan ini tampak sejumlah Menteri Kerja. Termasuk Panglima TNI dan Kapolri turut mendampingi Presiden dalam kunjungan kerja tersebut. (02/mcmerauke/Kus)
0 komentar
belum ada komentar