Devisi Regional Bulog VIII Papua dan Papua Barat Targetkan Pembelian Beras Petani 30.000 Ton
Merauke, InfoPublik – Devisi Regional Bulog VIII Papua dan Papua Barat menargetkan pembelian beras dari petani di Merauke pada musim panen tahun 2014/2015 ini sebanyak 30.000 ton. Besarnya target pembelian ini tak lain juga untuk memenuhi permintaan dari Gubernur Papua agar beras Merauke tersebut bisa menyuplai jatah beras PNS Pemprov Papua dan TNI Polri.
‘’Target pembelian kita untuk tahun 2014/2015 di Merauke sebanyak 30.000 ton. Tapi kalau target itu kan bukan harga mati. Artinya itu target terendahnya. Kita pengadaan lebih besar dari itu, jauh lebih bagus,’’ kata Kepala Devisi Regional Bulog Papua dan Papua Barat Arif Mandu, di Merauke, Senin (6/4).
Namun demikian, Arif Mandu mengakui jika permasalahan yang akan dihadapi pihaknya terkait pengadaan beras dari petani tersebut adalah perbedaan harga di tingkat petani yang masih sangat tinggi, yakni berkisar Rp9.000-10.000/kg. Sementara harga beli yang ditetapkan oleh pemerintah sebesar Rp 7.300/kg.
‘’Ya mudah-mudahan saat puncak panen nanti harga menjadi kondusif. Artinya, harga jual dibawah yang ditetapkan oleh Pemerintah tersebut,’’ harapnya.
Sebab diakui Arif Mandu, pihaknya jelas tidak bisa membeli beras dari petani Merauke itu, jika petani menjualnya diatas harga beli yang ditetapkan Pemerintah atau memaksa petani untuk menurunkan harga. Kecuali mekanisme pasar yang terjadi, sehingga harga beras tersebut turun di bawah harga beli yang ditetapkan pemerintah.
Jika kondisinya demikian, lanjut Arif Mandu, menjadi tantangan sendiri bagi pihaknya untuk menyerap beras petani di Merauke khususnya untuk mensuplai jatah beras bagi PNS Pemprov. Papua dan TNI Polri di Jayapura. ‘’Kita akan lihat bagaimana perkembangan harga beras hasil produksi ini,’’ terangnya.
Arif Mandu juga mengakui, jika pihaknya telah merencanakan nantinya setelah panen untuk bisa melakukan pengiriman perdana sebanyak 5.000 ton dari Merauke ke Jayapura dengan menggunakan kapal, namun untuk rencana tersebut akan lihat sesuai dengan perkembangan harga beras di lapangan.
‘’Kalau kita bisa pengadaan sesuai target itu, kita bisa kapalkan. Tapi kalau target itu tidak bisa dicapai akibat selisih harga, tentunya akan kita pikirkan baik-baik. Jangan sampai gudang kita di Merauke kita kosongkan lalu kita datangkan lagi beras dari luar masuk ke Merauke. Itu tidak efektif,’’ jelasnya. (02/mcmerauke/Kus)
0 komentar
belum ada komentar