Kanguru dan Cenderawasih Di Taman Nasional Wasur Terancam Punah
Merauke, InfoPublik - Satwa Kanguru dan burung Cenderawasih di Taman Nasional Wasur Merauke, Kabupaten Merauke terancam punah akibat perburuan. Berdasarkan kajian WWF Indonesia, populasi Kanguru dan burung Cenderawasih di TNW Merauke alami penurunan.
Demikian Program Koordinator WWF Indonesia Selatan Papua, Pascalina Rehawarin kepada media center, Selasa Selasa (27/10). Kendati tidak menyebutkan jumlah populasi Kanguru di TNW, Pascalina menjelaskan penurunan populasi dapat dilihat dari kondisi di lapangan.
“Dulu kita mulai kerja di Taman Nasional, banyak sekali. Artinya saat kita ke lapangan kalau naik motor, salah-salah bisa tabrak kanguru. Sekarang susah untuk kita temui,” terang Pascalina.
Berdasarkan kajian WWF, lanjut dia, Kanguru atau Walabi dalam bahasa Marind, biasanya hidup berkelompok. Namun, sekarang kelompok Kanguru itu sudah susah ditemukan. “Hasil persentasi Ibu Azaminah, penelitinya, bahwa Walabi itu biasanya hidup berkelompok. Tapi sekarang jarang ditemui secara berkelompok,” ujarnya.
Sama halnya dengan burung Cenderawasih, mengalami penurunan populasi. Berdasarkan hasil kajian, hanya sekitar 291 burung Cenderawasih di TNW. Ada lima jenis Cenderawasih yang terdapat di Taman Nasional tersebut.
Menurut Pascalina, ancaman terbesar terhadap kepunahan dua satwa unik itu didominasi oleh perburuan. Ancaman lainnya karena adanya perubahan habitat. “Tapi kalau dalam kawasan paling tinggi itu akibat perburuan. Terutama terhadap Kanguru. Cenderawasih dikaji tahun kemarin. Kanguru pada tahun ini,” tuturnya.
Untuk mencegah kepunahan satwa-satwa itu, demikian Pascalina, harus ada strategi untuk mempertahankan dan meningkatkan populasi hewan-hewan yang dilindungi itu. Pihak Taman Nasional, WWF, masyarakat dan pemerintah harus sama-sama melihat ancaman kepunahan itu sebagai persoalan serius.
“Dua satwa ini cukup langka dan penting. Di Papua ini terkenal sebagai bumi Cenderawasih. Ada di mana-mana di Papua. Wajib melakukan kajian sejauh mana ancaman terhadap satwa ini, populasi, jenis, habitat, sehingga kita punya strategi untuk mempertahankannya,” ucapnya.
Ditambahkan, di wilayah Papua, Kanguru hanya terdapat di Kabupaten Merauke. Demikian Satwa itu harus dipertahankan. “Ancaman kepunahannya ini sangat tinggi. Apalagi Merauke dengan wilayah yang sangat datar, aksesnya mudah oleh pemburu,” ucapnya.
Penurunan jumlah Kanguru lebih umum diakibatkan perburuan secara tradisional dan modern, yang dilakukan warga di dalam kawasan TNW Merauke, maupun warga dari luar. “Saat ini Saham (Kanguru) sudah susah didapat, karena bukan hanya kami saja melakukan perburuan, melainkan ada banyak warga dari luar kawasan taman yang juga melakukan perburuan. Kadang mereka menggunakan senjata api,” kata Amatus Belambu, salah satu pemilik dusun yang berada di dalam kawasan TNW dan juga seorang pemburu tradisional.
Menurut Amatus, kini Saham dan Rusa hanya bisa ditemui di kawasan TN Wasur, namun karena terus diburu, kedua hewan ini pun disinyalir berpindah tempat ke arah kawasan negara Papua Nugini (PNG). “Saat ini, kami hanya bisa dapat Saham dan Rusa karena musim kemarau. Biasanya, binatang ini datang dari wilayah PNG pergi mencari air hingga masuk ke kawasan TN Wasur,” jelasnya.
Selain Kanguru, kata Amatus, Rusa juga menjadi sasaran pemburu gelap dari luar kawasan TNW dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Merauke. “Sebab harga daging Saham dan Rusa memang begitu menjanjikan dan banyak disukai orang,” katanya.
Berdasarkan data Balai Taman Nasional Wasur, taman seluas 430 ribu hektar ini memiliki potensi keanekaragaman hayati sangat tinggi. Kawasan ini juga merupakan tempat bagi beberapa jenis burung migran dari Australia dan Selandia Baru. Di TNW juga terdapat 403 spesies burung, dengan 74 di antaranya endemik Papua. Serta memiliki 114 spesies adalah hewan dan tumbuhan dilindungi. (03/mcmerauke/Kus)
1
selamat pagi, semoga sehat wal afiat selalu. Keberadaa Kanguru di merauke saat ini memang sangat memprihatinkan. hal ini disebabkan faktor manusia yang mendominasi keinginan untuk membauru, sekedar hobby atau untuk memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga. pelakunya pun beragam mulai dari masyarakat lokal maupun oknum pejabat pemerintah setempat, alat yang digunakan pun ber variasi mulai dari tombak tradisional sampai alat tembak modern. Prilaku dan kebiasaan berburu ini tidak akan pernah berhenti dan akan terus berulang dari generasi ke generasi. apa yang bisa kita perbuat untuk melestarikan dan menyelamatkan satwa edemik Papua seperti kanguru ?? Pak Nugei, bagaimana kalo kita buat komunitas SAVE Kanguru di Merauke. Zee ali (polhut BTNW)