Penderita Tuberkulosis di Merauke Cukup Banyak, Masyarakat Diajak Peduli Kesehatan
Jumlah penderita tuberkulosis (TBC) yang datang berobat ke RSUD Merauke cukup banyak. Dalam satu bulan, kotak obat baru yang dibuka untuk seluruh Kabupaten Merauke sekitar 90-100 kotak.
Spesialis Paru, dr. Hendra Sihombing menjelaskan tuberkulosis/TBC disebabkan oleh infeksi kuman dengan nama yang sama, yaitu Mycobacterium tuberculosis. Kuman atau bakteri ini menyebar di udara melalui percikan ludah penderita, misalnya saat berbicara, batuk, atau bersin.
"Masyarakat harus waspada, apabila ditemukan keluarga atau sesama atau diri sendiri mengalami batuk yang tidak sembuh-sembuh, disarankan segera memeriksa dan berobat ke puskesmas terdekat," jelas dr.Hendra, Senin (17/6/2019).
Dikatakan, penyakit TBC dapat disembuhkan ketika pasien rutin mengkonsumsi obat paket yang diberikan sesuai dosis dan mengontrol diri ke petugas kesehatan secara teratur. Untuk penderita TBC obat yang diberikan gratis tanpa biaya.
Para penderita diingatkan tidak membuang ludah atau lendir di sembarang tempat. Ketika batuk atau bersin usahakan ditutup jangan sampai ada percikan cairan ke orang lain. Hal ini untuk mencegah terjadinya penularan.
Selain itu, penderita TBC disarankan untuk berjemur di pagi hari karena kuman TB akan mati saat terkena sinar matahari pagi. Disisi lain, saat terkena sinar matahari, pro vitamin dalam tubuh akan diubah menjadi vitamin D yang fungsinya untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Masyarakat diajak ada kepedulian terhadap tuberkulosis. Dari WHO mencanangkan dunia bebas tuberkulosis pada tahun 2035, tetapi Kemenkes RI mencanangkan Indonesia bebas TBC di 2030. Ini harus didukung oleh semua elemen untuk mendorong upaya tersebut, tandasnya.