SBY: Boleh Nanti Setelah Pensiun Saya Memakai Seragam PGRI?
Jakarta: "Boleh tidak nanti setelah pensiun jadi presiden saya memakai seragam ini?" Pertanyaan tersebut dilontarkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada peringatan Hari Guru Nasional 2013 dan HUT ke-68 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Rabu (27/11) sore, di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.
Presiden tampil dengan seragam PGRI. Ia pernah menjadi guru, saudara-saudaranya pun banyak yang berprofesi sebagai guru. Perjalanan hidup SBY juga banyak bersinggungan dengan guru.
Kemudian, SBY bercerita. Ia lahir di Pacitan, Jawa Timur. Selama 20 tahun SBY tinggal di kota kelahirannya. Sepanjang 30 tahun sesudahnya, SBY bergelut di dunia TNI. "Dari 30 tahun itu, 6 tahun saya menjadi guru di jajaran TNI. Lalu, 3 tahun jadi guru militer atau instruktur, sekian tahun kemudian saja jadi dosen di Seskoad," SBY menuturkan.
"Guru di lingkungan TNI gajinya juga kecil, kesejahteraan juga pas-pasan. Kami merasakan betapa guru dengan misi besar kadang-kadang harus pandai mengatur dapur agar tetap mengebul," Presiden bercerita.
Setelah mengabdi di TNI Angkatan Darat, SBY memasuki kancah pemerintahan hingga akhirnya menjadi presiden. "Mungkin profesi yang nantinya cocok untuk saya setelah masa jabatan Presiden habis adalah sebagai guru," ujar SBY, yang disambut tepuk tangan para guru yang hadir.
Pengalaman bersentuhan langsung dengan guru itulah yang menjadikan program peningkatan guru dan PNS Golongan A sebagai salah satu prioritas kebijakan SBY, sebulan pertama setelah menjabat sebagai presiden.
Saat itu, gaji guru/PNS golongan A sekitar Rp 600 ribu. Presiden merasa nilai tersebut kurang. Maka, seiring dengan kemampuan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia, gaji guru pun dinaikkan. "Saya kumpulkan kabinet. Nampaknya Rp 600 ribu itu terlalu kecil dibandingkan pengorbanan guru," Presiden menjelaskan.
Pada bagian lain sambutannya, Presiden SBY juga mengingatkan para guru untuk memilih pemimpin negeri ini pada Pemilihan Umum 2014 mendatang. "Saya berpesan kepada para guru di seluruh Indonesia, pada saatnya nanti agar menggunakan hak pilihnya. Jangan menjadi golput. Gunakan hak pilih itu," Presiden SBY menegaskan.
Kepada para politisi, SBY mengingatkan untuk tidak mengorbankan guru dengan cara meminta melakukan sesuatu yang tidak diperbolehkan oleh undang-undang. Yang jadi korban adalah guru. "Saya berharap melalui mimbar ini para gubernur, bupati, dan walikota dapat memperhatikan. Biarkan mereka menjalankan tugas sebagai guru," SBY berpesan.
Presiden mendoakan agar penggantinya nanti dapat menyayangi para guru, seperti SBY menyanyangi para guru.
Sumber : http://www.presidenri.go.id/index.php/fokus/2013/11/27/9642.html