Pengamat: Rupiah Melemah Karena Pasar Tunggu Kebijakan Pemerintah
Pemerintah harus mengatasi defisit neraca transaksi berjalan.
Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk, Destry Damayanti, Kamis 5 Desember 2013, mencermati pelemahan rupiah yang terjadi saat ini. Pelemahan itu disebabkan pasar keuangan menunggu kebijakan lanjutan pemerintah dalam mengatasi defisit neraca transaksi berjalan.
Menurut Destry, ada kecenderungan pasar keuangan enggan untuk melepas dolar AS demi menyeimbangkan neraca keuangan.
"Kebijakan lanjutan itu sebenarnya sedang ditunggu. Paket kebijakan pemerintah akan dilihat seberapa konkretnya," ujar Destry di Kementerian Keuangan, Jakarta.
Di tempat yang sama, Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Solikin M Juhro, mengatakan hal senada.
Pelemahan rupiah kali ini, menurut Solikin, merupakan respons pasar terhadap upaya otoritas keuangan dalam menangani krisis. Meski begitu, pelemahan nilai tukar rupiah dinilai masih dalam taraf wajar.
Solikin berharap, pasar dapat merespons dengan baik kebijakan pemerintah dan BI. "Kami sekarang kan lebih jelas dan transparan, ada sesuatu yang harus disesuaikan melalui proses komunikasi," kata Solikin.
Pagi ini, berdasarkan kurs referensi yang ditetapkan Bank Indonesia dalam Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah kembali melemah di posisi Rp12.018 per dolar AS. Sehari sebelumnya, rupiah berada di level Rp11.960 per dolar AS.
Sementara itu, berdasarkan data Reuters, rupiah diperdagangkan pada level tertinggi Rp12.035 dan terendah Rp11.975 per dolar AS. Posisi rupiah berdasarkan data Reuters, saat ini mencapai level tertingginya Rp12.035 per dolar AS.
Sumber : http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/464045-pengamat--rupiah-melemah-karena-pasar-tunggu-kebijakan-pemerintah