TAHUN BARU ISLAM DI KABUPATEN MERAUKE
Bertepatan dengan Hari Sabtu, tanggal 1 Oktober 2016 Panitia Hari-Hari Besar Islam (PHBI) Kabupaten Merauke bertempat di Mesjid Raya Al-Aqsha melaksanakan rangkaian acara peringatan “Tahun Baru Islam 1438 H / 2016 M, dimulai dengan dilaksanakannya acara peringatan Tahun Baru islam dengan menghadirkan penceramah “Prof. Dr. KH. SAID AQIL SIRAJ, MA ( Ketua Pengurus Besar Nahdatul Ulama ) selanjutnya pada hari Ahad, tanggal 1 Muharram 1438 H bertepatan dengan tanggal 2 Oktober 2016 dilaksanakan Kirab Tahun Baru Islam dengan berjalan kaki dimulai dari Masjid Raya Al-Aqsha Merauke, Acara tersebut dimulai dengan sambutan Ketua PHBI H. Achmad Ridwan, S.Sos, M.Pd, sedangkan pelepasan kirab dilakukan oleh Komandan Lantamal XI, dan yang mewakili Bupati Merauke adalah Staf ahli bidang SDM dan Kemasyarakatan, Drs. Muhammad Ramli, M.Pd.
Ribuan orang mengikuti Kirab Tahun Baru Islam tersebut, mulai dari Anak-Anak TK, SD, SMP, SMA dan organisasi masyarakat serta paguyuban-paguyuban lainnya dan dimeriahkan oleh beberapa kelompok Drum Band yang ada di Merauke.
Peristiwa penetapan Tahun Baru Islam pada tanggal 1 Muharram dimulai sejak digunakannya sistem perhitungan tahun Islam bermula sejak kejadian di masa Umar bin Al-Khattab r.a. Salah satu riwayat menyebutkan yaitu ketika khalifah mendapat surat balasan yang mengkritik bahwa suratnya terdahulu dikirim tanpa angka tahun. Beliau lalu bermusyawarah dengan para shahabat dan singkat kata, mereka pun berijma’ untuk menjadikan momentum tahun di mana terjadi peristiwa hijrah Nabi saw. sebagai awal mula perhitungan tahun dalam Islam.
Sedangkan sistem kalender qamariyah berdasarkan peredaran bulan konon sudah dikenal oleh bangsa Arab sejak lama. Demikian juga nama-nama bulannya serta jumlahnya yang 12 bulan dalam setahun. Bahkan mereka sudah menggunakan bulan Muharram sebagai bulan pertama dan Dzulhijjah sebagai bulan ke-12 sebelum masa kenabian.
Sehingga yang dijadikan titik acuan hanyalah tahun dimana terjadi peristiwa hijrah Nabi saw.. Bukan bulan dimana peristiwa hijrahnya terjadi. Sebab menurut riwayat, beliau dan Abu Bakar r.a.hijrah ke Madinah pada bulan Sya’ban, atau bulan Rabiul Awwal menurut pendapat yang lain, tapi yang pasti bukan di bulan Muharram. Namun bulan pertama dalam kalender Islam tetap bulan Muharram.
Alasan Muharram Dijadikan Bulan Pertama
Penting untuk dicatat disini adalah pilihan para shahabat menjadikan peristiwa hijrah nabi sebagai titik tolak awal perhitungan kalender Islam. Mengapa bukan berdasarkan tahun kelahiran Nabi saw.? Mengapa bukan berdasarkan tahun beliau diangkat menjadi Nabi? Mengapa bukan berdasarkan tahun Al-Qur’an turun pertama kali? Mengapa bukan berdasarkan tahun terjadinya perang Badar? Mengapa bukan berdasarkan tahun terjadinya pembebasan kota Mekkah? Mengapa bukan berdasarkan tahun terjadinya haji Wada’ (perpisahan) dan mengapa bukan berdasarkan tahun meninggalnya Rasulullah saw.?
Jawabannya adalah karena peristiwa hijrah itu menjadi momentum di mana umat Islam secara resmi menjadi sebuah badan hukum yang berdaulat, diakui keberadaannya secara hukum international. Sejak peristiwa hijrah itulah umat Islam punya sistem undang-undang formal, punya pemerintahan resmi dan punya jati diri sebagai sebuah negara yang berdaulat. Sejak itu hukum Islam tegak dan legitimate, bukan aturan liar tanpa dasar hukum. Dan sejak itulah hukum qishash dan hudud seperti memotong tangan pencuri, merajam/mencambuk pezina, menyalib pembuat huru-hara dan sebagainya mulai berlaku. Dan sejak itulah umat Islam bisa duduk sejajar dengan negara/kerajaan lain dalam percaturan dunia international.
Setelah Para peserta kirab finish kembali di Mesjid Raya Al-Aqsha selanjutnya dilakukan “Door Prize” dengan berbagai hadiah yang telah disiapkan oleh para sponsor-sponsor.
Selanjutnya pada hari yang sama, dilanjutkan Acara perayaan Tahun baru islam di Distrik Kurik pada Lokasi Masjid Al-Muhajirin Kompleks Pasar Kurik dengan Penceramah Bapak. Prof. DR. KH. Said Aqil Siraj, MA.
Harapan dari beberapa peserta agar ditahun-tahun mendatang acara serupa dapat terlaksana dan lebih meriah dengan mengikutsertakan semua komponen umat islam di Kabupaten Merauke.