Perdana, Pabrik Pakan Ternak Ayam Hadir di Papua Selatan
Peresmian Pabrik Pakan Ayam Ras di SP 9 Merauke oleh Asisten 1 Setda PPS dan Sekda Merauke
Merauke - Pemerintah Provinsi Papua Selatan melalui Asisten 1 Setda, Drs. Agustinus Joko Guritno melakukan peresmian Pakan Ternak Ayam milik PT Timur Nusa Sejahtera/PTNS, di SP 9 Tanah Miring Kabupaten Merauke.
Dengan diresmikannya pabrik pakan ayam tersebut, maka PTNS menjadi perusahaan pertama yang menyediakan produksi pakan ayam di Papua Selatan di awal pemekaran wilayah selatan menjadi Daerah Otonomi Baru (DOB).
"Harapannya kita bisa swasembada pakan ternak di selatan dengan bahan bakunya dari lokal dan masyarakat setempat semakin diberdayakan karena kita serap produk pangan lokalnya," ucap Suwoyo sebagai pemilik pabrik pakan ternak PT Timur Nusa Sejahtera, Sabtu (9/9/2023) usai peresmian.
Dikatakan, alasan lain disiapkan pabrik pakan ini untuk memudahkan para pengusaha ternak ayam ras agar tidak habis biaya mendatangkannya dari luar daerah. Selain itu, ketika pabrik lokal disiapkan maka peredaran uang kembali ke daerah, para petani dan nelayan akan menjual hasilnya ke perusahaan untuk dikelola jadi pakan.
Sehingga bukan cuma menciptakan lapangan pekerjaan tapi bagaimana akan tercipta pengusaha baru.
"Sementara ini bahan baku masih diambil dari luar sambil menunggu respon petani setempat bagaimana komitmen menanam jagung, dan menghasilkan ikan kering sesuai standar yang terukur yang kami butuhkan. Kapasitas mesin kami sangat besar, untuk kebutuhan satu minggu saja bisa dikerjakan atau diproduksi dalam satu sampai dua hari," terang Suwoyo.
Pakan ternak ayam ras yang diproduksi di PTNS adalah berasal bungkil kedelai, jagung, dedak, ikan kering, dan kerang. Dari bahan yang ada ini komoditas jagung paling banyak dibutuhkan hingga 52 persen dari bahan baku lainnya. Perusahan siap menampung jika masyarakat komitmen untuk konsisten mensuplai bahan baku tersebut.
"Untuk sementara, belum bisa beredar jual selama masih mendatangkan bahan baku dari luar. Kami butuh kesiapan petani setempat untuk menjamin pengumpulan bahan baku daerah baik kualitas maupun kuantitas," pungkas Halim selaku Ahli Nutrisi PTNS.
Berikut, daftar harga bahan baku yang akan diambil dari masyarakat, komoditas jagung Rp 5000/kg dengan kadar air 14 persen. Dedak Rp 4000, tepung ikan bisa sampai Rp 8000, kerang Rp 1000 dan bungkil kedelai atau kedelai yang sudah diambil minyaknya (BKK), harus dibeli dari Surabaya sebab belum tersedia di Merauke.
Sementara untuk tepung ikan, perlu dukungan dari pemerintah baik privasi maupun kabupaten/kota, terutama bantuan peralatan untuk pembuatan tepung ikan. Perusahaan siap mendampingi masyarakat dalam mengolah karena tepung ikan harus dikelola sesuai standar.
Dalam sesi dialog, perwakilan Petani Semangga, Sunarto mengaku senang sebagai petani, mengingat beberapa tahun terakhir produksi padi Merauke menurun, petani padi bisa beralih ke jagung karena sudah ada pasarnya. "Lebih senang lagi dengan hadirnya perusahan pakan ternak ini, petani diajak untuk bisa menjadi pengusaha bukan sebagai pekerja. Petani juga minta dukungan modal dari pemerintah untuk mulai bertani jagung," imbuhnya.
Permintaan tersebut langsung dijawab Sekda Merauke Yermias Ndiken. Bahwa Pemkab akan mengalokasikan bantuan modal bagi petani namun bantuan tersebut akan diberikan secara berkelompok sesuai dengan kemampuan anggaran. "Pemerintah siap bantu tapi secara berkelompok," ucap Yermias Ndiken.
Hadir pula Kepala Cabang BRI, Abdul Muis menjelaskan terkait pinjaman modal melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). "Terkait modal ada namanya pemulihan ekonomi nasional lewat KUR yakni sampai Rp 100 juta. Bapak ibu tidak butuh agunan atau jaminan tambahan yang penting ada usaha dan keterangan usaha dari kepala kampung sudah bisa. Ada juga KUR kecil senilai Rp 10 juta. Jasa modalnya hanya 3 persen per tahun, berarti nol koma sekian persen. Kalau 100 juta jasa modalnya 6 persen. Kalau sudah naik di atas 100 juta, itu perlu agunan dan jasa modalnya minimal 30 persen," urai Abdul Muis.
Ditambahkan, petani bisa melakukan pengajuan sesuai berapa lahan yang dimiliki. Namun dia ingatkan perlu ada perhitungan apakah tanah tersebut cocok atau tidak untuk budidaya jagung. Juga perhitungan pupuk dan cara pengolahannya supaya mendapatkan hasil yang baik. Sebab hasil dan kualitas jagung akan berpengaruh pada pemasaran dan setoran ke bank. "Kalau panen gagal, setoran ke bank juga macet," sambung Muis.
Sebagai penutup, Ketua Himpunan Pengusaha Ayam Ras (HIPAR) Merauke, Thomas Kimko sekaligus Kadis Kominfo mengajak masyarakat khususnya petani memanfaatkan peluang yang tersedia baik menyediakan bahan baku maupun menjadi pengusaha ayam. "Untung rugi itu hal biasa. Kalau kita terus belajar dan terus berusaha, pasti kita mampu bertahan," ungkap Thomas.(Get)