Jefry Gultom : Judi Online Dapat Menyengsarakan Rakyat
Merauke : Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) melakukan audiensi dengan Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Budi Arie Setiadi, di kantor Kementerian Kominfo hari ini. Pertemuan tersebut membahas isu-isu krusial terkait keamanan siber, judi online, dan penyebaran hoaks.
Dalam diskusi tersebut, GMKI menyoroti maraknya judi online di Indonesia. "Judi online saat ini menjadi masalah serius bagi bangsa Indonesia. Berdasarkan data yang dirilis pemerintah, terdapat 2,7 juta jiwa yang berjudi online. Selain menyengsarakan rakyat, judi online juga merusak moral dan tatanan sosial masyarakat kita. Kami khawatir para bandar judi online memanfaatkan momentum Pilkada Serentak untuk menancapkan pengaruhnya. Harapan kami, judi online bisa diberantas sebelum Pilkada Serentak," ujar Ketua Umum PP GMKI, Jefri Gultom.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Budi Arie menyampaikan komitmennya untuk menuntaskan masalah judi online sebelum pelaksanaan Pilkada Serentak 2024. "Doakan Agustus tuntas! Pemerintah telah melakukan berbagai upaya pemberantasan judi online, seperti pemblokiran situs, penegakan hukum terhadap pelaku, dan edukasi publik," tegas Budi Arie Setiadi.
Jefri Gultom menekankan perlunya tindakan tegas dan komprehensif dari pemerintah dalam memberantas judi online. Ia mengusulkan agar pemerintah memberikan sanksi kepada influencer dan public figure yang mempromosikan judi online, menutup akun-akun yang terlibat, serta berkoordinasi dengan platform media sosial untuk menghapus iklan-iklan judi online. Selain itu, ia mendukung langkah represif terhadap para bandar dan penyedia judi online, termasuk pemblokiran rekening bank, e-wallet, dan layanan operator seluler yang terlibat dalam transaksi judi online sebagai solusi konkret dalam menangani masalah ini.
Jefri juga menyarankan upaya edukasi dan sosialisasi yang lebih intensif mengenai bahaya judi online. "Ini bisa dilakukan melalui berbagai media, seperti baliho, iklan TV, iklan media sosial, dan SMS blast," tambahnya.
Terkait keamanan siber, Jefri menyebutkan bahwa serangan ransomware terhadap PDNS baru-baru ini menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia untuk meningkatkan keamanan siber. "Keamanan siber harus menjadi prioritas nasional dan perlu ada kerjasama internasional untuk memerangi kejahatan siber," kata Jefri.
Ia juga menekankan pentingnya membangun budaya sadar keamanan siber di seluruh instansi pemerintah dan mendorong mereka untuk memiliki langkah-langkah pengamanan data yang kuat, dimulai dari Kominfo dan lembaga terkait lainnya.
Sumber : www.rri.co.id/