Singapura, menjadi satu-satunya negara di Asia yang berada di peringkat teratas dalam pemberantasan korupsi. Corruption Perception Index (CPI) tahun 2013 yang dikeluarkan Transparansi Internasional itu menunjukkan negara Singa itu berada di peringkat kelima dengan skor 86. Singapura berada dibawah Denmark, Selandia Baru, Finlandia, Swedia dan Norwegia.

CPI mengukur tingkat persepsi korupsi di sektor publik, yaitu korupsi yang dilakukan oleh pejabat negara dan politisi. Penilaian CPI menggunakan sistem peringkat serta skor dari 0 hingga 100. Skor 0 diartikan sebagai negara yang sangat korup, sedangkan nilai 100 merupakan negara yang sangat bersih korupsi.

Sekretaris Jenderal Transparansi Internasional Indonesia (TII), Dadang Trisasongko mengungkapkan, keberhasilan Singapura dalam pemberantasan korupsi. Menurutnya, Singapura adalah negara yang memiliki birokrasi yang efisien, efektif, bersih dan memudahkan tumbuhnya dunia usaha.

"(Singapura) Jauh melebihi kualitas birokrasi di Indonesia," kata Dadang kepada VIVAnews, Kamis 5 Desember 2013.

Saat ini lanjut Dadang, pemberantasan korupsi bukan lagi menjadi prioritas utama bagi Singapura. Mereka tinggal merawat dan meningkatkan kualitas birokrasinya. Pemerintah Singapura sendiri telah menegaskan, bahwa negaranya tidak mentolerir tindak korupsi. (Selengkapnya baca: "Singapura Tidak Mentolerir Tindakan Korupsi")

Chairman TI, Huguette Labelle dalam rilisnya awal Desember lalu menjabarkan, indeks persepsi korupsi tahun 2013 ini menekankan pentingnya transparansi dalam pelayanan di sektor publik dan penegakan hukum.

"Negara-negara di perinkat teratas jelas mengungkapkan bagaimana transparansi mendukung akuntabilitas dan dapat menghentikan korupsi," kata Labelle.

Labelle mengatakan, korupsi di sektor publik tetap menjadi salah satu tantangan terbesar di dunia. Oleh karenanya TI lanjut Labelle, mengingatkan seluruh elemen baik di pusat maupun daerah seperti partai politik, polisi dan sistem peradilan harus lebih terbuka tentang pekerjaan mereka dan transparan dalam mengambil kebijakan.

Disamping itu, upaya pemberantasan korupsi ini juga tidak akan berjalan maksimal bila tidak ada kemauan politik dari pemerintah setempat dalam menekan korupsi. "Ini adalah waktunya untuk menghentikan orang-orang yang lolos dengan tindakan korupsi," tegas Labelle. (adi)

Sumber : http://fokus.news.viva.co.id/news/read/464042-kenapa-indeks-persepsi-korupsi-singapura-yang-teratas-di-asia