Jika Kecanduan Facebook Dilihat dari Dalam Otak
Facebook sudah 'mendarah daging' bagi penggunanya.
Dream - Sepertinya Facebook sudah 'mendarah daging' bagi penggunanya. Dorongan untuk mengklik tombol 'like' dari video kucing lucu atau teman sekolah yang lama tak bertemu hampir tak tertahankan.
Dan ternyata, itu adalah bentuk-bentuk gejala 'kecanduan Facebook' yang muncul di otak.
Menurut studi California State University, otak pengguna berat media sosial ternyata memperlihatkan beberapa pola yang sama dengan otak pecandu narkoba.
Namun keduanya tidak sama persis. Pengguna berat Facebook mungkin memiliki lebih banyak dorongan di otak mereka, tapi ada daerah di otak yang mampu menghambat perilaku tersebut, tidak seperti pada otak pecandu narkoba.
"Satu penyebabnya, dalam kasus pecandu Facebook, adalah mereka peka terhadap sifat positif yang dikaitkan dengan Facebook," kata Ofir Turel, psikolog di California State University dikutip Dream.co.id dari laman Live Science, Jumat 30 Januari 2015.
Ditambahkan Turel, para pecandu Facebook ini memiliki kemampuan untuk mengendalikan perilaku mereka. Tetapi mereka tidak memiliki motivasi untuk mengontrol perilaku ini karena mereka tidak menyadari konsekuensinya ternyata berat.
Pecandu Facebook menunjukkan aktivitas yang lebih besar pada amigdala dan striatum mereka. Keduanya adalah daerah di otak yang mendorong manusia untuk terlibat dalam perilaku impulsif.
Beberapa tahun belakangan, peneliti menggunakan istilah 'kecanduan Facebook' untuk menggambarkan dorongan tak sehat dari orang-orang yang menghabiskan waktu berjam-jam di depan media sosial.
Dalam melakukan penelitian, Turel meminta 20 mahasiswa untuk mengisi kuesioner yang digunakan untuk mengukur gejala kecanduan Facebook.
Para peneliti kemudian menggunakan MRI untuk mempelajari otak partisipan saat mereka melihat serangkaian gambar komputer, logo Facebook dan rambu lalu lintas. Partisipan kemudian diberitahu untuk menekan tombol dan tidak menekan tombol saat menanggapi setiap gambar yang dilihatnya.
Semakin tinggi nilai partisipan, semakin besar kemungkinan mereka menekan tombol dengan cepat saat melihat gambar Facebook dibandingkan dengan gambar rambu lalu lintas.
Demikian pula, para peserta lebih cenderung keliru menekan tombol ketika mereka melihat logo Facebook versus rambu lalu lintas.
Dari hasil pengamatannya, gambar Facebook jauh lebih kuat terpicu dalam otak partisipan daripada gambar rambu lalu lintas, kata Turel.
Turel mencontohkan, saat bepergian, orang lebih peka dan langsung mengenali logo Facebook dibanding rambu lalu lintas.
Sementara itu, kecanduan pada media sosial mungkin juga dipicu oleh beberapa faktor seperti biologis, psikologis, sosial dan budaya, menurut Cecilie Schou Andreassen, psikolog di University of Bergen Norwegia.
Nir Eyal, pendiri startup online, mengatakan situs jejaring sosial seperti Facebook 'mencengkeram' penggunanya menggunakan empat elemen: pemicu, seperti kesepian, bosan atau stres; tindakan, seperti login ke Facebook; perasaan senang, seperti melihat-lihat status atau komentar; dan investasi, termasuk posting gambar atau menyukai status update seseorang.
Sumber :