Aliran Air Kali Kumbe Bantu Petani SP 9 Tanah Miring Dari Ancaman Kekeringan
Merauke, InfoPublik - Petani yang ada di SP 9 Tanah Miring Kabupaten Merauke bisa bernapas lega. Pasalnya, ancaman gagal panen yang ada di depan bisa teratasi. Ini setelah air dari Kali Kumbe bisa dialiri ke drainase atau suluran-saluran penampungan yang ada untuk selanjutnya dipompa masuk ke dalam sawah dengan mengunakan mesin pompa.
Kita harapkan pasangnya tinggi supaya bisa ditampung di kawasan Tanah Miring. Dari laporan Ketua Gapoktan SP 9 tadi pagi ke saya bahwa air mulai mengalir. Kita harapkan pasangnya lama dan tingggi, sehingga air bisa masuk ke saluran-saluran penampungan yang ada.
Kalau air sudah masuk ke saluran penanmpungan itu sudah urusan petani. Yang penting air bisa masuk ke saluran drainase,’’ kata Kepala Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Merauke Ir. Bambang Dwi Atmoko kepada wartawan, Selasa, (28/7).
Bambang menjelaskan, lahan sawah yang sudah ditanami petani di sekitar Tanah Miring cukup luas yakni sekitar 5.000-6.000 hektar. Namun demikian, Bambang tidak dapat menjamin apakah seluruh lahan yang sudah ditanami tersebut bisa terjangkau dengan air dari Kali Kumbe tersebut termasuk untuk lahan persawahan yang ada di sekitar Distrik Semangga.
Demikian untuk lahan yang ada di Kawasan Kurik, ia berharap sebagian lahan bisa terbantu dari luapan Kali Kumbe di Netto. Dari catatan yang ada, sambung Bambang Dwi Atmoko, total lahan yang sudah ditanami telah mencapai lebih dari 12.000 hektar.
Dengan luas ini, berarti masih terdapat kekurangan sekitar 5.000 hektar dari target sekitar 17.000 hektar pada musim tanam gadu ini. Artinya bahwa yang baru tercapai di musim tanam rendengan dari musim tanam 2014/2015 seluas 26.000 hektar.
Sebab, pada musim tanam 2014/2015 ini, Pemerintah Kabupaten Merauke menargetkan luasan 43.000 hektar. ‘’Ini terjadi hanya semata-mata karena masalah air. Karena total hujan tahun 2015 ini jauh lebih sedikit disbanding tahun 2014. Tahun lalu, akumulasi hujan sekitar 1.700 mililiter sedangkan di tahun 2015 hanya sekitar 1.200 milimeter,’’ katanya.
Ditanya lebih jauh apakah dengan kondisi ini akan mengancam ketahanan pangan khususnya beras di Merauke, Bambang menjelaskan bahwa menurut Bulog dengan beras yang berhasil ditampung saat ini masih mampu bertahan. ‘’Tapi untuk memenuhi permintaan-permintaan lain ini yang harus dipertimbangkan lagi,’’ tambahnya. (02/mc.merauke/eyv)
0 komentar
belum ada komentar