Hilangnya Kota Merauke Dari Peta Dunia
Merauke yang berada disebelah selatan pulau cenderawasih merupakan sebuah kota yang memiliki ketinggian ± 3,5 m DPL (Dari Permukaan Laut). Tanggul pasir peninggalan pemerintah belanda yang membentang sepanjang garis pantai lampusatu, payum dan sekitarnya bagaikan tembok kokoh yang memberikan garansi ketentraman terhadap semua penghuni bumi Anim Ha dari incaran laut arafura dan samudera raya yang senantiasa meneror dengan deras hempasan ombaknya. Tanggul pasir yang menjadi saksi bisu peninggalan pemerintah belanda tersebut kini tinggal kenangan yang selalu menhiasi ingatan. Kota yang berpijak diatas 50% tanah alluvial, sangatlah riskan terhadap kemunduran garis pantai karena ancaman abrasi yang diakibatkan oleh pengikisan arus air laut.
Selain kemunduran garis pantai, faktor paling menakutkan adalah ancaman pemanasan global yang telah menjadi masalah internasioanal. Pemanasan global disebabkan oleh efek rumah kaca; dikerenakan aktivitas manusia. Efek rumah kaca disebabkan naiknya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Ada enam senyawa gas rumah kaca yang disepakati dalam Protokol Kyoto, yaitu : Karbon dioksida (Co2), metana (CH4), nitroksida (N2 O), cloro – fluoro – carbon (CFCs), hidro – fluro – carbon (HFCs), sulfur heksafluorida (SF6). Misalnya, kenaikan konsentarasi gas CO2, ini disebabkan naiknya pembakaran Bahan Bakar Minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar organik lainya yang menunjang aktivitas manusia. Disisi lain tumbuhan/ hutan yang diharapkan menggunakan CO2 untuk proses Fotosintesis, telah dibabat habis dan populasinya sangatlah sedikit. Indonesia mempunyai hutan tropis terluas ke 3 di dunia (setelah Amazon dan Congo Basin). Hutan Indonesia yang tersisa sebagian besar berada di Papua (31.079.185 Ha). Deforestasi ‘Kehilangan Hutan’ dan Degradasi ‘Kerusakan Hutan’ menyebabkan kandungan gas CO2 semakin meningkat di atmosfer.
Sinar matahari ke bumi yang datang berupa energi akan mengalami hal sebagai berikut : 25% sinar matahari dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer, 25% sinar matahari diserap awan, 45% sinar matahari diserap oleh permukaan bumi, 5% sinar matahari dipantulkan kembali oleh permukaan bumi. Energi panas yang diserap bumi dipantulakan kembali untuk melewati atmosfer, namun tertahan oleh awan dan gas CO2 yang menutupi atmosfer. Seperti dikatahui keenam senyawa (gas rumah kaca) tersebut memiliki sifat penyerap panas. Energi Panas tersebut tetap tertahan diatmosfer sehingga secara otomatis meninggkatkan suhu temperatur pada permukaan bumi ; global. Temperatur bumi dari tahun - ke tahun mengalami peningkatan. Peningkatannya rata – rata 0,6 derajat C, bahkan bisa lebih tinggi hingga 1,4 – 5,8 derajat C. Saat ini, temperatur permukaan bumi rata – rata sekitar 15 derajat C.
Ketika temperatur diatmosfer menghangat/meningkat, lapisan permukaan air laut juga akan menghangat sehingga volumenya akan membesar dan menaikan tinggi permukaan laut. Peningkatan tinggi muka air laut 30% berasal dari pencairan es dan sisanya berasal dari pemuaian air akibat peningkatan temperatur. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland sehingga memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut diseluruh dunia telah meningkat 10 – 25 cm selama abad ke – 20. Apabila separuh es di Greenland dan Antartika meleleh maka terjadi kenaikan permukaan air laut di dunia rata – rata setinggi 6 – 7 meter.
Beberapa dampak pemanasan global dalam jangka panjang antara 50 – 100 tahun, yakni: Tenggelamnya Pulau dan Kota, Rawan Kering, Iklim Berubah Ubah dan Rawan Longsor. Dari ke-4 dampak tersebut; erat kaitannya dengan ketinggian kota merauke adalah dampak yang pertama. Dengan hanya memiliki kentingian ± 3,5 m DPL, hilangnya kota merauke dari peta dunia dalam jangka waktu tersebut, tinggal menunggu waktu.
Pencegahan terhadap pemanasan global yang paling utama adalah dengan mengubah perilaku karena pemahaman dampak dari pemanasan global yang ‘ditanam’ hari ini berdampak pada anak cucu dikemudian hari. Beberapa langka antisipasi yang dapat dilakukan antara lain : Menghemat Penggunaan Air, Hemat Listrik, Penanaman Pohon, Penggunaan Kendaraan Berbahan Bakar Fosil (BBM) Harus Dikurangi, karena pembakaranya menghasilkan gas emisi yang mengandung CO2. Selain itu ; himbauan dan solusi dari Pemerintah Daerah Kabupaten Merauke mengenai aktivitas penggalian tanggul pasir disepanjang garis pantai Lampusatu, Payum dan sekitarnya harap dilaksanakan oleh masyarakat pemilik hak ulayat. Hal tersebut harus direalisasikan demi kelangsungan hidup masyarakat kota Merauke pada umumnya dan generasi asli bumi Anim Ha pada khususnya.
Oleh ; Sergino. Nd
0 komentar
belum ada komentar