Kewaspadaan dan Penyebaran HPHK dan OPTK Disosialisasikan Karantina Pertanian Merauke
Wakil Bupati Merauke H. Riduwan bersama Kepala Karantian Cahyono membuka kegiatan sosialisasikan kewaspadaan HPHK dan OPTK di Merauke
Merauke - Kantor Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke selenggarakan sosialisasi sinergi penguatan perkarantinaan terhadap kewaspadaan dan penyebaran hama dan penyakit hewan karantina (HPHK) dan organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) di Papua Selatan, Senin (26/6/2023).
Kegiatan ini dilatarbelakangi bahwa saat ini terjadi perkembangan zaman, maka lalu lintas orang, alat angkut dan penumpang dapat berisiko pembawa penyakit baik hama penyakit hewan karantina maupun hama penyakit hewan tumbuhan. Dengan dasar itu, perlu ada penguatan dalam rangka mencegah jangan sampai masuk di wilayah Provinsi Papua Selatan, sebagaimana PPS merupakan daerah otonomi baru (DOB) yang tergolong masih aman dari beberapa jenis penyakit yang tidak ada di wilayah PPS.
Kepala Karantina Pertanian Merauke, Cahyono menyampaikan akhir - akhir ini ada banyak penyakit yang merebak hampir di seluruh wilayah Indonesia. Beruntung di Papua Selatan masih bebas dari penyakit African Swine Fever (ASF) , Hog Cholera, Rabies, Foot and Mouth Disease/ penyakit mulut dan kuku (PMK), Lumpy Skin Disease, Avian Influenza, Lethal Yellowing of Coconuts, South American Leaf Blight (SALB) Rubber dan Fusarium Wilt on CVPD Bananas (Citrus Vein Phloem De-generation).
"Semua penyakit tersebut menyebabkan kerugian luar biasa pada manusia.
ASF atau demam babi menyebabkan kerugian sekitar 7,6 triliun sejak 2019. PMK menimbulkan kerugian 10 triliun setiap tahunnya. Tetapi PPS semuanya masih bebas akan penyakit-penyakit tersebut. Oleh karena itu, dalam rangka pencegahan, kami mengadakan sosialisasi karena personil kami terbatas kami mencoba untuk lebih meningkatkan peran serta masyarakat di dalam pencegahan," terang Cahyo di Auditorium Kantor Bupati Merauke.
Ada kekhawatiran pada penyakit Yellowing yang menyerang pada kelapa, kelapa sawit dan golongan palm. Dan sebagai daerah tapal batas RI-PNG Papua Selatan punya ancaman besar dari PNG sebab di negara tetangga ini tidak bebas dari penyakit Yellowing.
"Harapan kami dengan sosialisasi ini bapak ibu bisa lebih mengerti tentang karantina dan menjadi agen yang meneruskan informasi dan menerapkan larangan yang berkaitan dengan karantina," tandas Cahyono.
Wakil Bupati Merauke, H. Riduwan mengutarakan ajakannya kepada semua pihak supaya berperan dalam upaya untuk tetap menjaga dan melindungi daerah Merauke dan Papua Selatan terhindar dari penyakit hewan dan tumbuhan.
"Kalau ceroboh bisa berakibalt fatal. Satu saja terkena penyebarannya bisa cepat kepada yang lain. Untuk itu, kita maksimalkan upaya pencegahan dengan memberi ketegasan kepada pelanggar yang sengaja maupun tidak sengaja membawa masuk ternak atau binatang dan tumbuhan tanpa izin karantina, baik melalui jalur darat, laut maupun udara," pungkas Wabup Merauke.
Dalam sosialisasi ini, Karantina Pertanian Merauke mengundang semua stakeholder dan pihak terkait agar sama-sama menjaga Papua Selatan tetap bebas dari penyakit berbahaya dan merugikan tersebut.(Get)